Hariannusantara.com – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama merombak jajaran pejabat Pemerintah Provinsi dengan mengganti tiga kepala dinas, yakni Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Distaman), Dinas Komunikasi, Infomatika, dan Humas (Diskominfomas), serta Dinas Penataan Kota.
“Kami mau ganti yang lebih baik sajalah. Misal ada yang jawab ngeyel gitu, ganti baru saja,” kata pejabat yang sering disapa Ahok itu, Jumat (17/6/2016).
Kepala Distaman dijabat oleh Djafar Muchlisin menggantikan Ratna Diah Kurniati. Adapun Kepala Diskominfomas, Dian Ekawati menggantikan Ii Karunia, dan Benni Agus Chandra mengambil alih posisi Iswandi Ahmad sebagai Kepala Dinas Penataan Kota.
Dalam kesempatan itu Ahok juga secara resmi melantik Wahyu Haryadi sebagai Walikota Jakarta Utara. Dia menggantikan Rustam Effendi yang mengundurkan diri pada April lalu.
Pejabat tinggi lain yang mengalami perombakan adalah Asisten Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang, Kepala Biro Kesehjahteraan Sosial Setda Provinsi DKI Jakarta, Kepala Biro Organisasi dan Reformasi Setda Provinsi DKI Jakarta, Sekretaris Kota Jakarta Utara, Wakil Walikota Jakarta Utara, Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi, serta Asisten Deputi Gubernur Bidang Transportasi. Total, sebanyak 513 pejabat pimpinan tinggi pratama, administrator, dan pengawas dilantik bersamaan.
Ahok mempercayakan jabatan Kepala Diskominfomas kepada seorang dokter gigi yakni Dian Ekawati. Ia tak mempermasalahkan pendidikan seseorang untuk menjabat pada posisi tertentu, dan menilai perempuan itu mampu menyelesaikan masalah macam jaringan Internet di Balai Kota dan soal hubungan masyarakat.
Ia juga menegaskan Dian bukanlah satu-satunya yang memiliki perbedaan antara latar belakang pendidikan dengan jabatannya. Ada pula Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi yang merupakan sarjana ilmu sosial.
“Kamu minta apa, kamu mampu apa ya saya penuhi. Nanti kita evaluasi,” papar Ahok.
Ahok mencontohkan Rusdiyanto yang menjabat sebagai Sekretaris Jakarta Utara sebenarnya cocok menjabat sebagai Kepala Dinas Taman. Namun, Rusdiyanto menolak lantaran terdapat saudara iparnya pada salah satu suku dinas tersebut.
Menurutnya, Rusdiyanto menolak karena dia bisa saja memecat iparnya yang berpotensi menimbulkan hubungan tidak baik, sehingga menawar jabatan lainnya. Ahok menilai Rusdiyanto layak berada pada posisi tersebut karena sudah dites sebelumnya.