Hariannusantara.com – Presiden Amerika Serikat (AS) menyampaikan kekesalannya pada Korea Selatan (Korsel) karena tidak mau membiayai pengerahan sistem pertahanan rudal di Semenanjung Korea. Washington mengerahkan dua unit sistem pertahanan saat aktivitas program senjata nuklir dan rudal Korea Utara meningkat. Pengerahan dua unit senjata pertahanan AS itu dilakukan tahun lalu.
“Saya katakan, jadi biarkan saya mendapatkan ini, kami memiliki sistem yang sangat mahal dan kami dapat menembak jatuh roket yang ditembak dari Korea Utara ke Korea Selatan. Oke, jadi kami melindungi Korea Selatan, kan? Kenapa mereka tidak membayar?,” kata Trump seperti dikutip CNBC, Kamis (11/10/2018).
Trump mengaku telah meminta ‘jenderal tertentu’ untuk membeberkan label harga THAAD dan diberitahukan ke Korea Selatan sebagai sekutu AS. Sistem rudal THAAD itu sendiri dibuat oleh Lockheed Martin. Selain melindungi kawasan itu, AS saat ini memiliki sekitar 28.500 tentara yang ditempatkan di Korea Selatan. Puluhan ribu tentara Amerika itu merupakan warisan Perang Korea yang dihentikan pada tahun 1953 dalam gencatan senjata tanpa perjanjian damai.
Baca juga:
– Ivanka Trump Bantah Akan Isi Posisi Dubes AS Di PBB
– Kasus Ratna Sarumpaet Serupa Dengan Trik Pemenangan Donald Trump
Angkatan Darat AS mempertahankan tujuh baterai THAAD dengan ditempatkan di Guam dan Korea Selatan. THAAD sendiri merupakan salah satu sistem rudal paling canggih di planet ini, dapat menargetkan dan menembakkan rudal yang masuk langsung dari langit atau wilayah udara terkait. Rudal yang ditembakkan sistem THAAD dilesatkan dari peluncur yang berbasis pada truknya. Kerja peluncur rudal pada sistem THAAD menggunakan energi kinetik. Senjata ini jadi anadalan AS untuk menghadapi ancaman rudal balistik musuh.