Hariannusantara.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengelola 52 unit sirene tanda peringatan gempa dan tsunami. Ke 52 unit sirine tersebut dipasang pada wilayah rawan bencana alam macam gempa dan tsunami di sejumlah titik di Indonesia. Dilansir dari laman Kompas.com, Sabtu (13/10/2018) hal tersebut dilakukan agar BMKG lebih bisa ‘mengendus’ jika ada potensi bencana gempa maupun tsunami.
“Sirene tsunami dipasang di lokasi yang pernah terjadi bencana, di Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara pernah terjadi gempa dan tsunami tahun 2008,” kata Indar Adi Waluyo, Kepala BMKG Gorontalo, Sabtu (13/10/2018).
Selain untuk BMKG, sirene tersebut juga untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sirene itu merupakan perangkat pendukung dalam peringatan dini datangnya tsunami. Meski begitu menurut Indar peringatan dini terbaik adalah diri sendiri. Di Gorontalo sendiri sudah dipasangi 2 alat serupa sejak 2009 lalu. Masing-masing sirine berada di halaman parkir gedung Bele Li Mbui Kota Gorontalo dan Desa Moluo Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara.
Baca juga:
– Pemkot Palu Siapkan Hunian Sementara Bagi Korban Gempa Dan Tsunami
– BMKG Ungkap Penyebab Gempa Situbondo 6,3 SR
Untuk persiapan dan latihan setiap tanggal 26 sirine dihidupkan. Hal ini juga dimaksudkan uji sirine supaya sewaktu-waktu siap digunakan. Selai Gorontalo, 18 provinsi lain di Indonesia yang rawan terkena gempa dan tsunami yang sudah dipasangi sirene peringatan dini. Sebaran sirene tsunami tersebut ada di Provinsi di Aceh 8 unit, Sumatera Barat 6 unit, Sumatera Utara 2 unit, Bengkulu 2 unit, Lampung 2 unit, Gorontalo 2 unit, Sulawesi Utara 2 unit, Sulawesi Tengah 1 unit, Papua 1 unit, Papua Barat 1 unit, Maluku 1 unit, Nusa Tenggara Timur 1 unit, Bali 9 unit, Jawa Timur 4 unit, DI Yogyakarta 2 unit, Jawa Tengah 2 unit, Banten 3 unit, dan Jawa Barat 2 unit.