Hariannusantara.com – Nama Donald Trump pastinya sudah tidak asing lagi di telinga publik. Pasalnya calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik ini selalu menimbulkan kontroversi dalam setiap perkataannya.
Belakangan Trump kembali menjadi sorotan karena ia mengatakan tak akan mundur dari pencalonan Presiden Amerika setelah sebuah rekaman komentar vulgarnya terhadap seorang perempuan yang dinilai merendahkan derajat perempuan beredar pada Jumat (07/10/2016) lalu.
Pernyataan Trump tersebut disampaikan kepada Wall Street Journal (WSJ) mengenai mustahilnya ia mundur dari pecalonan Presiden Amerika.
“nol kemungkinan saya akan berhenti dan sekarang saya justru mendapatkan dukungan luar biasa dari para pendukung.” Demikian dikutip dari BBC, Minggu (9/10/2016).
Beredarnya rekaman vulgar Trump tersebut, bukan hanya mengejutkan publik saja. Pasalnya banyak tokoh penting Amerika yang mengomentari bahkan mengkritik perbuatan Trump tersebut. Sebut saja John Mc Cain, Menlu AS hingga rivalnya dalam perebutan kursi presiden Hillary Clinton.
“Komentar Trump seharusnya membuat dukungan kepadanya untuk jadi kandidat capres.” Ujar Petinggi Republik sekaligus mantan capres John McCain.
Bahkan mantan Menlu AS, Condoleeza Rice yang jarang berkomentar terhadap pemilu kali ini berkata lantang bahwa Donal Trump harus mundur. “Cukup! Donald Trump seharusnya tak jadi presiden! Ia harus mundur.”
Bahkan seperti yang dilansir oleh Daily mail, istri dari Donal Trump yang selama ini mendukungnya juga mengaku merasa sangte kecewa atas perbuatan suamunya. Lebih lanjut Milenia istri dari Trump juga meohon maaf kepada publik atas ucapan suaminya.
“Kata-kata yang keluar dari mulut suami saya tak bisa diterima dan begitu menyakitkan bagi saya. Jelas bukan seperti pria yang saya kenal. Pria yang saya kenal memiliki hati dan pikiran seperti pemimpin. Saya berharap orang memaafkannya seperti saya dan mari kembali ke isu penting bagi negeri ini,” kata Melania seperti dikutip Daily Mail.
Selain itu dalam internal partai Republik sendiri juga banyak yang mengecam perkataan Trump tersebut salah satunya adalah Ketua Komite Nasional Partai Republik Reince Priebus serta Jeb Bush mengutuk keras pernyataan Trump dengan kalimat yang ketus.
“Tak ada perempuan yang boleh direndahkan dengan kata-kata atau dibicarakan dengan perilaku seperti itu,” tulis Priebus.
“Sebagai kakek dari dua orang cucu perempuan yang sungguh berharga, tak ada alasan untuk memaafkan komentar tercela Donald Trump yang merendahkan perempuan,” kata Jeb Bush.
Dengan beredarnya rekaman pelecehan pada kaum wanita tersebut dipastikan bahwa Trump akan semakin sulit memperoleh simpati publik, karena bukan hanya kaumperempuan saja yang merasa terhina bahkan kaum pria juga merasa marah akan tindakan tak terpuji Trump. Pemilu Amerika sendiri akan segera digelar dalam sebulan kedepan
Baca juga
Trump dianggap Tidak Amerika, Wakil Presiden AS Kampanye untuk Hillary Clinton