Hariannusantara.com – Perusahaan pengembang teknologi asal Korea Selatan, Samsung memang beberapa kali disebutkan telah gagal dalam mengembangkan smartphone kelas premium Galaxy Note 7. Hal ini karena adanya beberapa insiden yang terjadi pada smartphone tersebut salah satunya adalah resiko meledak atau terbakar. Bahkan insiden ini terjadi tidak hanya satu kali, pihaknya mengklaim jika kesalahan ini terjadi pada komponen baterai yang menyebabkan smartphone mudah panas sehingga beresiko untuk meledak.
Flagship yang meluncur pada Oktober 2016 yang lalu ini memang sempat ramai menjadi bahan pembicaran dunia. Namun kini pihaknya Samsung tampaknya memproduksi ulang dengan memperbaiki permasalahan yang ditimbulkan oleh ponsel ini sebelumnya atau rekondisi. Lapora dari Korea Selatan bahkan menyebutkan jika smartphone ini bakal dirilis ulang pada Juni mendatang dan bakal dijual dengan harga yang cukup terjangkau.
Dilansir dari Gizmochina (22/2/2017), ada beberapa hal yang diubah Samsun pada Galaxy Note 7 versi rekondisi. Kabarnya Galaxy Note 7 re-furbished atau rekondisi ini bakal di distribusikan ke beberapa negara berkembang seperti misalnya India dan Vietnam. Beberapa perbedaan pada smartphone ini terdapat pada kapasitas bateria yang diusung, jika sebelumnya menggunakan baterai berkapasitas 3.500 mAh kini versi rekondisi dari Galaxy Note 7 dibekali dengan baterai berkapasitas 3000 mAh saja.
Selain itu pihaknya juga diprediksi bakal menghilangkan desain layar melengkung pada smartphone ini. Perubahan tersebut tentunya bertujuan untuk membuat pengguna menjadi lebih nyaman dan aman dalam menggunakan smartphone ini. Hal ini tentunya juga dilakukan untuk mengurangi tingkat kerugian akibat produk ini sekaligus memanfaatkan produk Galaxy Note 7 yang sudah menjadi limbah.