Hariannusantara.com – Ledakan bom yang terjadi di kereta api bawah tanah kota Saint Petersburg, Rusia, telah menewaskan setidaknya 10 orang dan 47 orang lainnya mengalami luka-luka. Ledakan yang terjadi pada kereta yang tengah melaju antarstasiun kereta metro bawah tanah terjadi pada hari Senin (3/4/2017) lalu, pukul 14.40 waktu setempat yang merupakan jam sibuk sehingga banyak orang yang berada di stasiun maupun di dalam kereta.
Menurut rekaman gambar yang berada di stasiun, terlihat sejumalah warga mengalami luka-luka di peron stasiun. Ada pula penumpang yang memilih melarikan diri dari kepungan asap, terlihat beberapa penumpang berteriak histeris. Beberapa korban luka langsung dirawat oleh petugas medis darurat dan beberapa penumpang lainnya.
Kantor berita Interfax menyampaikan, ledakan itu dicurigai berasal dari bahan peledak yang disembunyikan di dalam koper. Akibat dari kejadian tersebut, terdapat lubang besar disisi kereta dengan serpihan logam kereta yang berserakan. Salah seorang narasumber dari layanan darurat St.Petersburg mengungkapkan ledakan tersebut berada di terowongan antar dua stasiun sehingga ledakan seakan-akan terjadi dua kali padahal ledakan bom hanya terjadi satu kali saja.
Pemerintah Moskow telah mengeluarkan surat ijin penggeledahan terhadap dua orang yang diduga bertanggung jawab atas ledakan yang menewaskan 10 orang ini. Menurut salah seorang narasumber mengatakan bahwa ada dua orang yang melakukan aksi pengeboman. Satu orang diduga telah meletakkan alat peledah di dalam gerbong kereta dan yang satunya lagi diduga meletakkan bom di stasiun.
“Dua orang diduga bertanggung jawab melakukan ledakan. Salah satu diduga meletakkan alat peledak di gerbong dan orang kedua meninggalkan bom di stasiun Ploshchad Revolutsii,” ujar sumber, dikutip dari Reuters.
Ledakan yang terjadi di Rusia rupanya membuat pemerintah Perancis memperketat pengamanan di sejumlah lokasi transportasi umum. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Matthias Felk. Felk juga menambahkan bahwa pemerintah Peraancis akan terus mengambil langkah-langkah pengamanan untuk melindung rakyatnya daria ancaman terorisme.
“Menyusul kejadian di metro St Petersburg, dan sebagai langkah pencegahan, Menteri Dalam Negeri Matthias Fekl telah memutuskan untuk meningkatkan keamanan di fasilitas transportasi umum di wilayah Paris,” kata Kementerian Dalam Negeri Prancis itu dalam sebuah pernyataan.