Hariannusantara.com – Tiga wakil Indonesia di kejuaran tahunan bulutangkis ‘Singapore Open Super Series’ yakni Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamulio, Hardianto/Berry Anggriawan dan Anthony Sinisuka kandas di babak empat besar. Kedua pasangan Indonesia ini dijegal oleh pemain asal Denmark, Tiongkok dan India. Hardianto/Berry menyerah ditangan unggulan keempat, Li Junhui/Liu Yuchen dalam dua game langsung 15-21, 15-21. Sedangkan Anthony takluk dengan wakil India, Srikanth Kidambi, 13-21 dan 14-21.
Pasangan asal Indonesia yang mencetak hattrick berturut-turut naik podium juara pada ‘All England Super Series Premier’, ‘India Open Super Series’, dan ‘Malaysia Open Super Series’ ini harus mengakui keunggulan dari pasangan Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen dalam rubber game dengan skor21-11, 11-21, dan 14-21.
Walaupun mengalami kekalahan keduanya tidak berkecil hati. Saat ditanya mengenai permainannya, Kevin justru merasa puas dengan performa permainannya sepanjang tahun ini. Ia menyebutkan kekalahannya kali ini dianggap cukup wajar karena power mereka menurun. Selain itu, defense dari lawan yang sangat baik menjadi salah satu kunci kemenangan lawan.
“Namanya permainan, kadang menang, kadang kalah. Tapi kami puas saja dengan penampilan kami selama tahun ini,” kata Kevin, Sabtu (15/4/2017).
“Lawan hari ini mainnya rapat, nggak gampang mati. Tenaga kami sudah jauh lebih menurun dari sebelum-sebelumnya. Tiap hari kerjaannya cuma main terus, nggak pernah latihan yang lain. Jadi menurun banget tenaganya,” papar Kevin.
“Ini sudah pertandingan keberapa, tenaga kami juga sudah agak habis. Tadi juga berasa capek pas game kedua, diangkat gitu, kayak kurang powernya,” tambah Marcus.
Senada dengan pernyataan Kevin, Markus juga merasa tenaganya terkuras di tiga turnamen yang meraka ikuti berturut-turut, sehingga mereka sudah kehabisan tenaga. Apalagi pada game kedua pasangan Mathias Boe/Carsten Mogensen suka bermain dengan bola-bola tinggi yang cukup menguras tenaga.
“Tenaganya memang sudah menurun. Awal-awal kami main pendek-pendek, no lob, lebih enak di kami. Pas diangkatin, dengan bola yang agak berat gini, jadi susah di kami. Butuh tenaga yang besar,” pungkas Marcus.