Hariannusantara.com – Belitung serigkali dijuluki sebagai daerah tambang timah. Selain terkenal dengan tambang timahnya, Belitung juga memiliki kuliner khas yang sudah cukup populer di kalangan wisatawan. Jika berlibur ke daerah ini, wajib hukumnya untuk menjajal kuliner-kuliner tersebut.
Di Jalan Sudirman, Tanjung Pandan, ada sebuah kedang yang diberi nama kedai 46 yang lokasinya menjadi satu dengan Radio BFM. Pemilik kedai tersebut bernama Ozzie Azura Zura. Kedai milik Ozzie ini menyediakan berbagai menu khas Belitung, salah satunya yaitu mie Belitung.
“Mie belitung ini khas karena disajikan dengan daun simpor. Daun ini selalu dipakai orang-orang Belitung untuk membungkus apa saja, sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat,” ujar Ozzie di kedainya, seperti yang dikutip dari KompasTravel, Jumat (7/9/2018).
Mie Belitung dimasak dengan cara direbus dan disiram dengan menggunakan kuah udang yang kental serta gurih. Saat mencicipinya, akan ada rasa sedikit rasa manis. Mie yang sudah disiram dengan kuah tersebut kemudian ditambah dengan udang, potongan tahu serta emping. Menurut penuturan Ozzie, mie Belitung merupakan salah satu yang menjadi favorit para pelanggannya.
Mi Belitung sangat pas jika memadukannya dengan minuman es jeruk kunci. Jeruk kunci juga merupakan buah khas Bangka. Saat mengolahnya menjadi es, rasa yang tercipta yaitu asam menyegarkan. Buah ini juga memiliki khasiat untuk menurunkan kolesterol.
“Kalau ke tempat oleh-oleh, pasti banyak yang jual jeruk kunci ini. Karena memang khasiatnya besar untuk menurunkan kolestrol,” ungkap Ozzie.
Selain mi Belitung, kedai ini juga menyediakan beberapa menu andalan lain seperti gangan darat daging (sup ikan ala Belitung), sate ikan dan sop kepiting.
Kedai ini juga terbilang unik karena seringkali menjadi tepat berkumpulnya para aktivis. Ozzie sendiri mengaku jika dirinya juga merupakan seorang aktivis lingkungan. Bahkan beberapa menu yang dijualnya diberi nama seperti isu-isu yang sedang ia perjuangkan. Sebagai contoh ada nasi goreng kapal isap. Menurut penuturan Ozzie, nama tersebut terinspirasi dari protes akan munculnya kapal-kapal isap di Belitung.
“Kapal isap itu mengambil timah di lautan. Di daratan, mengambil timah sudah tidak efektif sekarang dihisap laut itu,” ungkap Ozzie.
Ozzie mengatakan jika dirinya beserta teman-teman aktivis lain tak ingin perairan Belitung hancur gara-gara tambang laut. Ia akhirnya menggunakan kedainya sebagai basecamp untuk menyuarakan protes tersebut. Kedainya juga sering dijadikan tempat berkumpulnya para aktivis. Sebagian lainnya juga merupakan pendengar setia radio BFM sendiri. Kedai ini juga kerap dijadikan posko saat bencana melanda Belitung.
Baca juga:
– Kam’s Roast, Restoran Berlabel Michelin Star Ini Sudah Hadir Di Jakarta
– Berkunjung Ke Restoran Unik Dunia, Ada Yang Di Indonesia Lho!
“Di sini jadi tempat posko juga, jadi tempat pendengar radio, dan jadi tempat aktivis gerakan berkumpul,” pungkas Ozzie.