Hariannusantara.com – Koordinator Indag Watch Muslim Arbi ikut membela bekas Menkomaritim Rizal Ramli yang tengah berseteru dengan Partai NasDem dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Dia melontarkan serentetan tudingan serius terkait kinerja Enggar di kementerian yang dipimpinnya. Dikatakan Muslim, impor yang dilakukan Enggar sebagai menteri perdagangan sangat keterlaluan dan harus dihentikan.
Contohnya, impor beras yang dilakukan saat musim panen, impor gula yang mematikan gula lokal, impor garam mematikan petani garam, impor bawang putih beraroma kartel dan monopoli. Sebagai menteri, kata Muslim, Enggar tidak pernah mempercayakan kepada dirjen dan direktur urusan izin impor. Semuanya diputuskan sendiri. Bahkan, seorang mantan dirjen pernah mengeluh karena mendapat curhat dari teman-temannya yang tidak dipercaya mengambil keputusan.
“Hanya pengusaha yang dekat dengan menteri saja yang kebagian PI (persetujuan impor). Jika tidak PI Anda akan terkatung-katung dan tidak jelas, sebagaimana dikeluhkan oleh sejumlah pengusaha. Makanya di Kementrian Perdagangan berkembang rumor. Kenapa bukan menteri saja rangkap jadi dirjen dan direktur?,” kata Muslim.
Baca juga:
– Tudingan Rizal Ramli Kepada Surya Paloh Dinilai Berlebihan Oleh Pakar Politik
– Dianggap Telah Memfitnah Surya Paloh, Nasdem Bakal Somasi Rizal Ramli
Menurut Muslim, dirjen dan direktur hanya dijadikan tameng untuk menunjukkan birokrasi di Kemendag berjalan. Nama Enggartiasto Lukita, lanjut Muslim, sudah disebut-sebut terlibat kasus Bank Bali bersama Djoko Tjandra dan Setya Novanto. Sehingga, saat pembentukan kabinet pertama kali nama Enggar tidak masuk dan dikritisi para aktifis. Muslim mengatakan, kebijakan importasi beras, garam, gula, dan lainnya sudah diprotes para petani, akademisi dan aktivis. Tapi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ngotot mempertahankan Enggar sebagai menteri perdagangan.