Hariannusantara.com – Pelatih Sevilla, Pablo Machin menyita atensi setelah timnya mengungguli FC Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid di klasemen sementara Liga Spanyol awal musim ini. Berstatus bukan pelatih terkenal, sepak terjang Pablo Machin menarik dikupas karena mampu mendongkrak timnya melampaui tiga raksasa tersebut pada musim debut di Sevilla. Pablo Machin diangkat sebagai pelatih Sevilla pada Mei 2018 setelah membawa Girona tampil memuaskan pada musim lalu.
Sebelum menjadi pelatih sepakbola, Machin mempunyai latar belakang yang unik. Dia tidak mempunyai warisan darah sepakbola dan hanya menjalani karir semenjana sebagai pemain. Ayahnya hanya seorang petani gandum dan barley di Soria. Hal mendasar ketika berkarir sepakbola, ia pernah mengajar di sekolah sebagai guruk pendidikan jasmani. Karir sepakbolanya pun tergolong singkat, ia pensiun di usia 23 tahun. Mantan bek kanan itu, sempat memperkuat klub kecil CD Numancia pada 1993-1994.
“Pernah berpikir jika karier saya tidak berhasil sebagai pelatih, saya akan mengajar lagi atau kembali mengendarai traktor dan menjadi petani seperti ayah. Saya menyadari bukan pemain terbaik, jadi saya berpikir menjadi pelatih. Saya suka memberi nasihat kepada teman setim dan menyadari lebih cocok melatih daripada bermain,” kata Machin dikutip dari bolasport.com (10/10/2018).
Baca juga:
– 3 Pemain Kunci Cedera, Real Madrid Bakal Tampil Tak Imbang Di Moskow
– Liga Spanyol: Barcelona dan Real Madrid Kembali Gagal Menang Di Pekan ke-7
Pablo Machin memutuskan melatih klub masa mudanya, Numancia pada 2006 sebelum menerima kontrak di Girona pada 2014. Saat itu Girona masih berjuang di divisi dua, lalu meraih promosi untuk pertama kalinya ke La Liga Spanyol pad 2017. Pablo Machin merangkai popularitas karena membawa tim kurcaci asal Catalonia itu menembus 10 besar klasemen pada musim debut di divisi teratas. Hasil kerjanya di Girona pun membuat Sevilla kepincut dan merekrutnya sebagai pelatih pada musim ini. Hasilnya terbukti, Sevilla langsung menuai hasil positif dari sentuhan Machin hingga bercokol di klasemen berbekal 16 poin dari 8 laga.