Hariannusantara.com – Jelang pemilihan presiden pada 2019 mendatang, kini dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan berkontes dalam pesta demokrasi tersebut tengah gencar melakukan kampanye di berbagai daerah. Salah satu yang sering menjadi sasaran safari politik adalah daerah pesantren yang syarat akan santri-santri muda. Direktur Eksekutir Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, jumlah santri secara proporsi sangat besar sehingga akan memengaruhi peta politik nasional.
Sehingga menurutnya sangat wajar suara santri diperebutkan, mulai dari kontestasi tingkat lokal sampai pada level nasional. Ia menilai para politikus sangat paham akan keberadaan kaum santri yang secara proporsi sangat besar dan akan sangat memengaruhi peta politik. Oleh karena itu, sangat wajar dukungan dari segmen ini memberi kontribusi yang sangat besar dan nyata terhadap tingkat keterpilihan dalam setiap hajatan konstestasi elektoral.
“Wajar karena ceruk segmen suara santri ini cukup besar dan bisa mendongkrak elektabilitas. Secara kultural para santri sangat manut, taat, dan patuh pada titah para kiai yang meraka anggap sebagai pemimpin dan guru mereka. Dengan demikian, suara santri ada di tangan kiai,” katannya.
Baca juga:
– Jokowi Sebut Kemenangan Di Jateng Penting
– Ma’ruf Amin Dapat Teguran Bawaslu Soal Kampanye Di Pondok Pesantren
Pangi menilai untuk mendapatkan dukungan politik dari kalangan santri, para politikus harus melakukan pendekatan yang intens pada para kiai sebagai pemegang otoritas di wilayah pesantren. Namun, para politikus saat ini harus memutar otak dan harus lebih sensitif karena para kiai juga sudah sangat berpangalaman serta lihai dalam menghadapi situasi politik yang menempatkan mereka dalam pusaran perebutan dukungan. Selain itu, Pangi menilai terkait fragmentasi kiai dan pesantren, sebaran, dan jumlah pesantren di seluruh Indonesia, terutama di Pulau Jawa.