Hariannusantara.com – Unjuk rasa tentang penolakan rencana aktivitas tambang kembali terjadi. Kali ini, sekumpulan makasiswa dari Paguyuban Masyarakat Wawonni Kabupaten Konawe Kepulauan melakukan unjuk rasa terkait penolakan tambang tersebut.
Unjuk rasa tersebut digelar di depan kantor DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara pada Senin (22/10/2018) lalu. Dalam unjuk rasa tersebut, para mahasiswa tersebut mendesak Pemkab Konawe Kepulauan menghentikan rencana aktivitas pertambangan yang terjadi di wilayah Konawe Kepulauan tersebut. hal ini dilakukan karena aktivitas tambang dianggap telah menyengsarakan warga sekitar.
Pengunjuk rasa yang didominasi oleh mahasiswa Universitas Halu Oleo ini kemudian diterima oleh Swandi Anda, Komisi I DPRD Sulawesi Utara, beserta beberapa anggota lain. Para perwakilan tersebut menyampaikan pernyataan penolakan adanya tambang yang akan dibuka di kabupaten Konawe Kepulauan. Mereka beranggapan jika aktivitas tambang tersebut tak bermanfaat bagi masyarakat.
“Kami mengetahui Konawe Kepulauan memiliki kekayaan alam berupa nikel, tetapi pertambangan hanya berdampak negatif pada lingkungan dan masyarakatnya. Kami secara tegas menolak rencana itu,” ujar Imran (25), koordinator aksi seperti dikutip Antara.
Menurut anggapan para demonstran, selain merusak lingkungan aktivitas tambang tersebut juga akan merusak sumber mata air terbesar yang ada di wilayah tersebut. Padahal, sumber mata air tersebut digunakan sebagai irigasi oleh masyarakat. Kerusakan tersebut tentu saja diakbtkan oleh kegiatan eksplorasi tambang nikel yang akan dibangun. Dengan kerusakan-kerusakan yang terjadi, keberlangsungan hidup warga di wilayah tersebut juga akan terancam.
“Jika tetap tidak ada ketegasan, kami akan ajak warga Konawe Kepulauan. Karena memang yang menjadi korban adalah warga setempat,” terang Imran.
Baca juga:
– Divestasi Freeport Bakal Rampung Desember 2018
– Jadi Penyelenggara, Indonesia Dipercaya IMF dan Bank Dunia
Setelah mendengarkan jawaban dari anggota DPRD, para demonstran tersebut kemudian menginggalkan gedung dengan menggunakan pick up. Rencananya, mereka akan datang kembali dengan jumlah massa yang lebih banyak. Menurut Swandi Andi, pihaknya akan menindaklanjuti tuntutan para mahasiswa tersebut. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Sultra tersebut juga berharap para pengunjuk rasa bisa bersabar.