Hariannusantara.com – Setelah sempat membuat kontrversi mengenai gagasan “Full Day School” Menteri Pendidikan dan Kbudayaan Muhadjir Efendy kembali dengan gagasan barunya mengenai pendidikan di Indonesia.
Lebih lanjut Muhadjir Efendy menyebutkan bahwa Kemendikbud akan memberkan hadiah kepada sekolah-sekolah yang telah berada di atas standar Nasional dengan membebaskan dari Ujian Nasional.
Lebih lanjut menurut Mendikbub, saat inia da 97.952 unit SMP dan SMP sederajat yang melakukan Unas. Jika rencana pebebasan Unas terhadap sekolah yang sudah berada diatas standart Nasional tersebut dilakukan maka akan ada skitar 29 ribu sekolah atau 30 persen sekolah yang akan bebas Unas.
Menurut MuhadjirEfendy 30 persen sekolah yang berada diatas rata-rata nasional didasarkan pada nilai integritas dan skor akademik sehingga Unas dirasa tidak efektif jika diberlakukan d sekolah tersebut. Selama ini memang Unas diberlakukan untuk mengetahui pemetaan sekolah secara Nasional
“Lah kalau sudah begitu apakah dia harus ikut ujian nasional lagi? Ikut dipetakan lagi? Itu kan ga perlu,” ujar Muhadjir.
Dengan demikian sekolah yang telag diatas standar nasional tersebut seharusnya memang diberikan penghargaan dengan tidak perlu adanya ujian. Muhadjir bahkan memastikan bahwa 30 persen sekolah tersebut tidak perlu mengikuti Unas lagi. Selain itu dengan tidak adanya Unas disekolah tersebut biaya untuk melakukann Unas di seluruh Indonesia dapat ditekan bahkan dapat dialokasikan untuk treatmen tersebut.
“Dengan begitu kita bisa menghemat biaya, dan biaya itu bisa kita gunakan untuk treatmen itu,” ungkap dia.
Namun demikian ia menyebut akan melakukan diskusi terlebih dahulu dengan banyak pihak. Meski sempat dipertanyakan mengenai keefektifan tereatmen tersebut karena ditakutkan akan menimbulkan kesenjangan, Muhadjir memberikan jawabannya.
“Ya memang sekarang sudah senjang kok gimana,” jawab Muhadjir
Muhadjir menyebut adanya Unas yang bertujuan untuk memetakkan sekolah dan langkah selanjutnya bagi perbaikan pendidikan Indonesia kedepannya.
Dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Mendikbud tersebut, terdapat beberapa sekolah yang justru memilih untuk ikut dalam 7 persen sekolah yang melakukan ujian Nasional. Pasalnya dengan adanya ujian Nasional maka siswa dan guru memiliki semangat belajar yang tinggi. Dikhawatirkan jika Unas dihapuskan dari sekolah diatas standar Nasional maka semangat belajar para siswa dan guru akan menurun.
Selain itu pendapat lain juga diungkapkan oleh Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Zainal Arifin Hasibuan atau yang baisa disapa Ucok. Menurutnya meski sudah ada 30 persen sekolah yang mencapai standar kelulusan nasional, itu sifatnya sekolah secara umum karena tidak menyoroti maisng-masing individu. Sehingga evaluasi atau penilaian terhadap individu anak tetap harus dilakukan.