Hariannusantara.com – Keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang telah menandatangani perintah eksekutif mengenai pembatasan imigran dari tujuh Negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim telah menuai banyak kecaman dari berbagai pihak. Keputusan Donald Trump ini rupanya membuat CEO perusahaan waralaba kopi dengan jaringan multinasional, Starbucks, juga ikut angkat bicara.
Pada hari Minggu (29/1/2017), CEO Starbucks, Howard Schultz, menyatakan bahwa perusahannya akan mempekerjakan 10 ribu pengungsi di kedai kopi Starbucks di seluruh dunia. Rencananya dalam kurun waktu lima tahun perusahaannya akan merekrut 10 ribu orang pengungsi yang melarikan diri dari perang, kekerasan, penganiayaan, dan diskriminasi.
“Saya menulis kepada Anda hari ini dengan keprihatinan mendalam, hati yang berat, namun sebuah janji tegas. Kita tengah hidup dalam waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana janji mimpi Amerika kini dipertanyakan,” ujar Schultz dalam suratnya.
Pengumuman itu disampaikan oleh Schultz melalui sepucuk surat resmi yang diterbitkan oleh perusahaannya. Surat resmi tersebut ia sampaikan kepada seluruh pekerjanya. Ia juga mengatakan jika ia juga telah menghubungi karyawan yang terkena dampak larangan masuk AS. Starbucks akan membayar biaya bulanan pekerja imigran untuk program Deferred Action for Childhood Arrivals (DACA), yang memberikan mereka izin tinggal dan kerja sementara, sebagai langkah konkret untuk mewujudkan programnya.
CEO Starbucks juga ikut angkat bicara mengenai pembangunan tembok yang membatasi wilayah AS dan Meksiko. Menurut Schultz, investasi Starbucks tidak akan terpengaruh oleh keputusan Presiden AS, hal ini dilatar belakangi oleh komitmen dari Starbucks untuk melayani semua pelanggan tanpa melihat latar belakang mereka. Menurut pengakuan Schultz, saat ini Starbucks di Meksiko memiliki 600 kedai kopi dan mempekerjakan 700 karyawan.
“Starbucks akan menjalankan peran kami di mana pun, di negara merah ataupun negara biru, negara Nasrani maupun negara Muslim, bangsa yang terpecah maupun bangsa yang bersatu,” tuturnya, dilansir dari laman Travel and Leisure.