Hariannusantara.com – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan bahwa pemerinth AS akan segera membangun tembok sepanjang perbatasan Amerika dan Meksiko, hal ini ia sampaikan dalam pidatonya di Kementrian Dalam Negeri pada hari Rabu (25/1/2017). Pembangunan tembok sepanjang 2000 mil ini dimaksudkan untuk mencegah masuknya imigran gelap dari meksiko dan juga mencegah terjadinya penyelundupan narkoba ke Amerika.
“Negara tanpa perbatasan bukanlah negara … terhitung mulai hari ini Amerika Serikat akan mengambil alih kembali perbatasannya,” kata Presiden Trump.
Pembangunan tembok ini merupakan salah satu aksi nyata yang dilakukan Donald Trump untuk menepati janjinya saat berkampanye. Dalam membangun tembok yang membatasi wilayah Amerika dan Meksiko ini, Donald Trump mengatakan bahwa biaya sebesar US$ 8 miliar akan ditanggung oleh Pemerintah Meksiko.
“Akan ada pembayaran (dari pemerintah Meksiko),” kata Trump dikutip dari dengan ABC News.
Pernyataan Donald Trump ditentang keras oleh hampir semua elemen masyarakat di Meksiko. Menurut mereka pembangunan tembok ini dianggap sebagai perwujudan sikap rasis Amerika. Dengan adanya tembok pemisah ini, maka akan mencegah warga Mkesiko untuk mencari kerja musiman di Amerika.
Penolakan warga Meksiko terhadap pembangunan tembok antara Meksiko dan Amerika ini rupanya diamini oleh Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto. Ia mengatakan bahwa Meksiko tidak akan membayar sepeserpun ke Amerika untuk biaya pembangunan dinding diperbatasan Meksiko. Untuk itu, Presiden Meksiko telah membatalkan pertemuannya dengan Presiden Amerika.
“Saya sudah mengatakan berulang kali: Meksiko tidak akan membayar dinding apa pun” ungkap Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto.
“Kami sudah menginformasikan Gedung Putih bahwa saya tidak akan menghadiri rencana pertemuan,” seperti ditulis Presiden Nieto di Twitter.