MRT Jakarta Tak Alami Kendala Yang Berarti, Ini Pesan Menteri Perhubungan

MRT-Jakarta-Tak-Alami-Kendala-Yang-Berarti-Ini-Pesan-Menteri-Perhubungan

MRT-Jakarta-Tak-Alami-Kendala-Yang-Berarti-Ini-Pesan-Menteri-PerhubunganHariannusantara.com Mass rapid transit (MRT) merupakan salah satu transportasi yang segera hadir di Ibu Kota, Jakarta, untuk mengurangi masalah kemacetan yang makin kompleks. Hingga saat ini, proyek MRT ini masih dalam tahap pengerjaan. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan ke proyek MRT yang berada di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Kedatangan Budi bukan tanpa maksud, Budi meninjau pekerjaan pengeboran di proyek MRT.

Pada kunjungannya, Budi ditemani oleh Presiden Direktur PT MRT Jakarta, William Sabandar, untuk berkeliling ke area platform MRT. Budi dan William berbincang terkait progress pembangunan MRT di salah satu tunnel Mustika Bumi 1.

Menteri Budi beserta rombongan meneruskan peninjauan ke area platform yang akan menjadi area rel MRT. Setelah itu, Budi beserta rombongan naik ke lantai dua atau area concourse level, dimana dilantai 2 ini juga terdapat tunnel Antareja 2. Tunnel Antareja 2 sama dengan tunnel Mustika Bumi 2 yang masih dalam tahap pengeboran. Rencananya, area concourse levelĀ  ini akan digunakan sebagai area bisnis dimana ada kantin dan juga loket tiket.

“Sejauh ini tidak saya temukan kekurangan. Memang karena kita ini melakukannya dengan hati-hati, sehingga proyek ini kita terpaksa dilakukan dua tahap,” ujarnya Budi.

Setelah menengok pengerjaan proyek MRT Jakarta, Budi menuturkan bahwa semua berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana. Ia mengatakan bahwa tidak ada masalah yang serius dalam proses pengerjaan MRT Jakarta. Ia juga berharap warga Jakarta untuk bersiap mengubah gaya hidup dari yang semula menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi umum. Namun, hal itu harus diimbangi dengan etika yang baik saat menggunakan transportasi masal seperti tidak merokok, tertib saat mengantre dan lain sebagainya

Loading...

“Yang kedua, kebiasaan, seperti merokok, budaya antre, disiplin, dan sebagainya mulai dipelajari, dimengerti, dan pada saatnya kita bisa melakukannya,” pungkas Budi.