Hariannusantara.com – Wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata tertentu tak afdol rasanya jika tak membawa buah tangan dari tempat yang mereka kunjungi tersebut. Begitu juga saat sedang berkunjung ke Sumba, Nusa Tenggara Timur. Di Pulau Sumba sendiri, Anda akan jarang menemukan toko khusus yang menjual oleh-oleh. Namun, tak usah khawatir, Anda tetap bisa membawa oleh-oleh khas Sumba dengan mengunjungi pasar atau toko camilan seperti berikut ini:
- Kacang-kacangan
Bagi wisatawan yang gemar dengan kacang-kacangan, tak ada salahnya jika membawa kacang mete sebagai oleh-oleh dari Nusa Tenggara Timur. Di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di daerah Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, terkenal sebagai salah satu penghasil kacang mete terbesar di provinsi tersebut. Di Tambaloka, terdapat beberapa pengepul kacang mete yang masih mentah. Di Tambolaka juga terdapat kacang mete yang sudah matang. Selain Tambolaka, daerah lain yang juga banyak menjual kacang mete matang yaitu Waingapu.
- Tali Luluamah
Tali Luluamah memiliki bentuk seperti kalung yang terbuat dari tali kepang tembaga silinder yang kosong bagian tengahnya. Sebagai cinderamata untuk para wisatawan, luluamah dibuat dengan berbagai kreasi bahan. Selain luluamah, ada juga kalung perempuan Sumba yang begitu khas dengan manik-manik batu orange-nya.
- Perhiasan Etnik Mamuli
Adat Sumba memiliki beberapa jenis perhiasan penting yang bisa dilihat saat momen-momen tertentu, salah satunya adalah Mamuli. Mamuli biasanya diberikan pihak laki-laki kepada perempuan saat prosesi lamaran. Perhiasan ini merupakan simbol rahim wanita, sebagai tanda kesuburan. Berbagai medium yang biasanya dijadikan bahan membuat Mamuli yaitu emas, tembaga, dan kuningan. Perhiasan ini sendiri memiliki bentuk dasar seperti lambang omega yang juga bisa dikreasikan dengan berbagai motif hias lainnya. Sebagai cinderamata, Mamuli hadir di pasar dalam bentuk bros, liontin kalung atau juga anting. Jika ditilik soal harga, bahan yang digunakan memiliki peranan penting. Anda bisa membawa pulang anting kecil berbahan kuningan dengan harga Rp 100.000.
- Sisir Haikara
Sisir Haikara merupakan sisir tancap dengan ukiran yang begitu cantik di bagian atas sehingga saat memakainya Anda nampak sedang memakai mahkota. Haikara asli terbuat dari cangkang penyu, namun untuk menjaga keberlangsungan hidup penyu kini haikara sudah diodifikasi dengan menggunakan bahan kayu.
- Kain Tenun
Cinderamata khas Sumba yang sudah tak asing bagi para wisatawan yaitu kain tenunnya. Kain tenun Sumba memilii motif primitif yang khas serta padat menghiasi hampir seluruh bagian kainnya. Selain itu, kain tenun ini juga menggunakan pewarna alami seperti merah bata, biru indigo dan coklat tua. Keistimewaan ini juga yang membuat kain tenun Sumba cenderung dihargai lebih mahal jika dibandingkan dengan kain tenun di daerah Nusa Tenggara lainnya. Harga kain tenun Sumba ini dmulai dari Rp 150.000 hingga puluhan juga rupiah. Harga tersebut tergantung ukuran, kerumitan motif hingga kepadatan benang. Selain itu, kain dengan pewarna alami juga dihargai lebih mahal jika dibandingkan dengan kain yang menggunakan pewarna sintetis. Kain dengan pewarna alami cenderung lebih tidak luntur saat dicuci serta lebih awet hingga bertahun-tahun. Anda bisa mendapatkannya di pasar, toko seni atau langsung berkunjung ke perkampungan penghasil tenun seperti kampung Adat Raja Prailiu atau Kampung Lambana yang ada di Kabupaten Sumba Timur.
Baca juga:
– Desa Sembalun, Surga Kecil Di Pulau Lombok Yang Wajib Anda Kunjungi
– Destinasi Wisata Labuan Bajo Yang Sayang Untuk Dilewatkan
Pulang dari berlibur rasanya tidak afdol jika tidak membawa buah tangan. Selain membawa makanan atau kuliner khas Sumbawa, tidak ada salahnya jika membeli salah satu barang di atas untuk dijadikan kenang-kenangan dan oleh-oleh untuk orang terdekat.