Hariannusantara.com – Sniper militer Israel kembali menembak mati seorang demonstran Palestina yang menggelar protes di perbatasan Gaza pada hari Jumat kemarin. Pasukan Tel Aviv juga mengumbar peluru tajam yang melukai 54 demonstran lainnya. Demonstran bernama Karim Mohammed Kallab, tewas setelah ditembak di perut. Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra mengatakan bahwa lebih dari 300 demonstran lainnya terluka, termasuk 54 orang terkena tembakan dengan peluru tajam.
Demo Great March of Return sudah berlangsung lebih dari lima bulan. Aksi itu digelar para warga Palestina di sepanjang pagar perbatasan Gaza-Israel untuk menuntut hak kembali ke rumah dan tanah keluarga mereka setelah diusir 70 tahun silam. Pasukan Israel menindak keras protes yang dimulai sejak 30 Maret 2018. Sudah 174 warga Palestina tewas di perbatasan Gaza dan lebih dari 18.000 orang lainnya terluka.
Sementara itu, militer Israel mengatakan lebih dari 10.000 orang berkumpul di beberapa lokasi di sepanjang pagar perbatasan, kemarin. Sebuah pesawat Israel juga melakukan serangan di Gaza. Sebuah basis milik militer juga diserang. Sejauh ini memang peperangan yang ada di kawasan tersebut sulit untuk menemui titik terang. Bahkan PBB sendiri sudah mengecam aksi perang di kawasan tersebut.
Baca juga:
– Kemenkes Palestina Instruksikan Penghentian Pasokan Obat-obatan dan Susu Ke Jalur Gaza
– Jadi Anggota Dewan Keamanan PBB, Seperti Apa Langkah Indonesia Dukung Kemerdekaan Palestina?
“Para perusuh sedang melemparkan granat dan alat peledak, membakar ban dan melemparkan batu ke pasukan (Israel) dan pagar keamanan. Tentara menjawab dengan tembakan langsung, sesuai dengan prosedur operasi standar,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Sabtu (22/9/2018).