Hariannusantara.com – Di MotoGP Jepang yang berlangsung pada 19-21 Oktober 2018, ada perdebatan aturan baru soal bahan bakar motor MotoGP. Seperti halnya winglet, masalah bahan bakar juga jadi perdebatan karena regulasi yang tidak tegas, lemah, dan kurang jelas. Saat ini, regulasi bahan bakar di MotoGP ditetapkan volumenya 22 liter di dalam tangki.
Untuk urusan ini, mekanik tiap tim punya cara atau akal-akalan yang unik agar bahan bakarnya cukup sampai akhir balapan. Misal dengan mendinginkan suhu bahan bakar sebelum dimasukkan ke tangki. Dengan bahan bakar yang dingin, bensin menyusut volumenya, tangki bisa memuat bensin lebih banyak dari segi berat walaupun volumenya tetap 22 liter. Jadi, walaupun sama-sama 22 liter, bensin yang bersuhu tinggi beratnya lebih ringan dibanding yang suhunya rendah.
Dengan berat lebih, kandungan tenaga yang dibakar lebih besar. Tapi, direktur teknis MotoGP sudah kasih batasan pendinginan bahan bakar. Yakni maksimal 15 derajat Celcius lebih rendah daripada suhu udara saat balapan. Namun ada yang bikin geger di MotoGP Jepang akhir pekan ini. Di Motegi, tanpa adanya pengumuman perubahan aturan, tiap tim MotoGP mendapat email dari Danny Aldridge, direktur teknik MotoGP.
Tim itu mengganti tangki bensin yang sudah diukur suhunya dengan bensin yang lebih dingin setelah pengawas teknik memeriksanya. Tim yang dicurigai adalah Ducati. Salah satu manajer tim asal Jepang yang tak disebut namanya mengungkap hal itu. Namun, manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, menyangkal hal itu. Tardozzi bilang aturan baru itu tidak ada hubungannya dengan Ducati.
Baca juga:
– Lorenzo Dan Marquez Bersatu Tahun Depan, Ducati Prediksi Honda Bakal Kesulitan
– Bos Ducati Sebut Kemenangan Marquez Kurang Terhormat
“Itu benar, tim teknik MotoGP telah memperkenalkan aturan ini tapi itu tidak ada alasan dengan Ducati, apa yang mereka tidak masuk akal,” tegasnya.