Dysmenorrhea atau nyeri/kram saat menstruasi biasanya terasa di perut bagian bawah. Namun, nyeri ini bisa menjalar hingga ke punggung bawah dan paha. Penyebab nyeri saat haid ini diduga adalah kelebihan prostaglandin atau zat mirip hormon yang berhubungan dengan rasa sakit dan peradangan. Rasa sakit ini biasanya diderita perempuan tepat sebelum dan selama beberapa hari pertama periode menstruasi mereka. Selain sakit di sekitar perut, mereka juga mengeluhkan sakit kepala, pusing, mual, dan tinja lembek.
Bagi banyak perempuan, nyeri saat menstruasi terjadi tanpa kondisi kesehatan yang mendasarinya (misalnya, endometriosis). Akan tetapi, jika Moms mengalami kram secara konstan atau berat, hubungi dokter untuk mengetahui apakah Moms menderita masalah kesehatan tertentu yang mungkin menyebabkan rasa sakit. Dokter akan mengecek apakah Moms menderita endometriosis, penyakit radang panggul, fibroid uterus, atau tidak.
Sejauh ini, baru ada sedikit dukungan ilmiah mengenai obat-obatan yang dapat mengobati kram menstruasi. Namun, praktisi pengobatan alternatif sering merekomendasikan empat herbal berikut untuk mengurangi nyeri haid sebagaimana diungkap oleh Cathy Wong dengan supervisi Richard N. Fogoros, M. D.
- Jahe
Jahe adalah salah satu jenis rempah-rempah yang kaya manfaat. Minuman jahe dapat menghangatkan tubuh. Rempah ini diklaim dapat membantu meringankan sakit dengan menurunkan kadar prostaglandin. Jahe hangat juga dapat melawan kelelahan yang umumnya terkait dengan sindrom premenstruasi.
Tahun 2009, sebuah penelitian terkait efektivitas jahe sebagai pereda nyeri haid diadakan. Peserta studi adalah perempuan yang mengonsumsi 250 mg kapsul jahe empat kali sehari selama tiga hari dari awal periode menstruasi. Hasilnya, tingkat pereda nyeri mereka sama dengan peserta penelitian lainnya yang mengonsumsi ibuprofen untuk meredakan kram menstruasi.
Sementara itu, dalam studi yang diterbitkan oleh BMC Complementary and Alternative Medicine tahun 2012, ditemukan adanya perbedaan signifikan dalam tingkat keparahan nyeri antara kelompok perempuan yang mengonsumsi jahe dan plasebo. Mereka yang mengonsumsi bubuk akar jahe dua hari sebelum onset periode menstruasi mereka dan berlanjut hingga tiga hari pertama dari siklus menstruasi mereka memiliki durasi nyeri yang paling singkat. Studi ini dilakukan pada 120 perempuan dengan dismenorea primer, sedang, hingga berat.
Cochrane Review untuk dua penelitian tersebut adalah kualitas bukti rendah tetapi arah efeknya konsisten. Yang jelas, jahe memiliki manfaat kesehatan lainnya yang diakui.
- Herbal Cina
Sebagaimana dirilis sebuah laporan penelitian tahun 2008, ramuan Cina dapat mengurangi kram menstruasi lebih efektif daripada obat nyeri yang dijual bebas. Survey itu melibatkan total 3.475 perempuan dengan total penelitian sebanyak 39 penelitian. Sebagian besar dari responden diberi formula yang mengandung lima atau enam herbal seperti akar peony merah, akar licorice, buah adas, akar angelica Cina, dan kayu manis.
Sebuah survey yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2014 menyebut “Dang-gui-shao-yao-san” sebagai formula herbal yang paling sering direkomendasikan untuk dismenore primer di Taiwan. Formula herbal itu mengandung Dang gui (Angelica sinensis) dan bubuk Peony. Diyakini, formula itu memiliki senyawa penenang dan anti-inflamasi.
- Adas
Adas mengandung senyawa dengan efek anti-spasme bernama anethole. Senyawa tersebut dapat meringankan nyeri haid pada beberapa wanita.
Penelitian yang mendukung pernyataan ini diterbitkan dalam Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research tahun 2015 yang meneliti efek ekstrak fennel (fennelin) dan vitagnus dibandingkan dengan obat nyeri asam mefenamat untuk dismenore primer. Sebanyak 105 dengan dismenore ringan hingga sedang diberi ekstrak fennel, ekstrak vitex, asam mefenamat, atau plasebo. Selama dua siklus setelah intervensi, baik fennelin dan vitagnus memiliki efek yang lebih besar dibandingkan dengan asam mefenamat. Namun, Cochrane Review dari penelitian ini mengatakan bukti memiliki kualitas yang sangat rendah.
- Pycnogenol
Pycnogenol atau ekstrak kulit pinus maritim perancis dinilai dapat secara signifikan mengurangi rasa sakit dan mengurangi kebutuhan obat nyeri analgesik dalam sebuah studi pada tahun 2008. Studi tersebut menguji sekelompok perempuan dengan kram menstruasi.
Pada tahun 2014, sebuah studi kecil juga menemukan bahwa ada pengurangan rasa sakit saat peserta studi menggunakan Pycnogenol dan kontrasepsi oral selama tiga bulan. Namun, klaim Cochrane Review untuk efek suplemen ini untuk kondisi kronis lainnya tidak menemukan bukti efektivitas yang cukup.