Mie Kocok Kondang di Bandung, Yuk Cobain Kuliner Khas Saat Berkunjung

Mie Kocok Bandung

Liburan ke Bandung memang sangat seru. Wilayah yang berada di Jawa Barat ini tidak hanya memiliki alam yang cantik, namun berbagai makanannya juga menggiurkan. Selain seblak yang terkenal seantero negeri, Bandung sudah terlebih dahulu populer dengan mie kocok. Olahan mie berkuah kental ini sangat pas dengan udara sekitar Bandung yang sejuk, cenderung dingin.

Mie Kocok Bandung
@marikamiekocok

Sebagai lokasi asli mie kocok, banyak juga tempat-tempat legendaris yang menyuguhkannya. Bagi kamu yang selama ini gemar dengan olahan mie, kuliner ini bisa dicicipi. Nah, berikut ini ada beberapa rekomendasi mie kocok legendaris di Bandung. Semoga kamu beruntung bisa mencobanya jika berkunjung.

Mie Kocok Mang Dadeng, 1960-an

Berlokasi di Jl. K.H Ahmad Dahlan No. 67, Turangga, Lengkong, mie kocok satu ini kondang seantero Bandung. Ada banyak sekali hal yang membuat tempat makan di Bandung ini tetap eksis di tengah persaingan yang ketat dalam dunia makanan. Pertama, mulai dari penggunaanya rempahnya yang sangat banyak, mencapai puluhan.

Selain itu untuk menghangatkan kuahnya, sang pemilik memanfaatkan arang, jadi rasanya lebih otentik. Biasanya dalam satu porsi mie kocok di tempat ini akan ada mie kuning, lalu sayur tauge, potongan kikil, plus daun seledri dan bawang goreng sebagai penambah rasa. Tempat makan ini sudah berdiri sejak 1960-an, dan sekarang telah dikelola oleh putra Mang Dadeng, Doni.

Loading...

Mie Kocok Persib, 1963

Tidak kalah legendaris dari yang sebelumnya ada Mie Kocok persib yang telah berdiri sejak 1963. Alamatnya berada di Stadion Sidolig, Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 262, Merdeka, Sumur Bandung, Bandung. Jam bukanya mulai dari pukul 10.00-16.00 WIB. Nah, untuk namanya sendiri diberikan oleh para pengunjung yang datang.

Salah satu ciri khas mie kocok di tempat ini adalah penyajiannya menggunakan tulang iga. Sementara untuk kuahnya yang semakin membuat ngiler adalah rebusan tulang yang berisi sumsum selama kurang lebih 6 jam. Tulang iganya juga sangat empuk sehingga kamu tidak perlu bersusah payah mendapatkan dagingnya.

Mie Kocok SKM, 1970-an

Jika mie kocok di tempat lainnya memiliki warna putih agak keruh, berbeda dengan Mie Kocok SKM ini. Saat disajikan, kamu akan melihat kuah yang agak kekuningan. Dan ternyata, warna kuning tersebut berasal dari berbagai bumbu rempah yang digunakan. Saat dicicipi, rasanya mirip dengan kuah soto. Maka dari itulah tidak jarang orang-orang atau pelanggan yang datang menyebutnya sebagai soto mie kocok.

Awalnya, mie kocok ini berada di Jl. Sunda No. 87. Lalu pada tahun 1990 pindah ke Jl Sunda No. 38 sampai sekarang. Jam operasionalnya mulai dari pukul 11.00-20.00 WIB.

Mie Kocok Cepay, 1979

Pilihan tempat yang legendaris lainnya adalah Mie Kocok Cepay yang sudah ada sejak 1979. Alamatnya berada di GOR Padjajaran, Jl. Pajajaran, Pasir Kaliki, Cicendo, Bandung. Tempat ini juga memiliki mie kocok hangat dengan rasa yang sangat menggiurkan untuk dicoba. Karena prose pembuatannya masih memanfaatkan bara api. Untuk isiannya sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan tempat lain, namun pemberian bawang gorengnya melimpah, menambah kelezatan.

Mungkin banyak juga mie kocok di tempat lain, seperti Jakarta, Surabaya, atau lainnya. Namun jika langsung makan di daerah asalnya, rasanya akan lebih otentik. Apalagi suhu kota Bandung berbeda dengan lainnya, menambah kenikmatan mie kocok yang paling enak disantap saat hangat.

Oleh sebab itulah, warga luar kota yang ingin mencicipi seporsi mie kocok rasa otentik di Bandung, lokasinya sudah legendaris segera pesan tiket pesawat. Pilih maskapai yang tidak terlalu mahal seperti Lion Air, jalan-jalan ke Bandung tetap terjangkau dan menyenangkan. Pastikan kamu memiliki tempat pemesanan tiket yang terpercaya seperti Traveloka ya.

Supaya liburanmu makin seru saja. Gabungan antara Lion Air Traveloka buat liburan lebih berkesan. Tidak perlu berpikir berulang kali, segera pesan tiket pesawat sekarang, baik untuk penerbangan saat ini atau nanti. Sudah siap jelajah Bumi Pertiwi lagi?