Gugur Di Babak Awal ‘All England’, Indonesia Bertumpu Pada Pemain Senior

Gugur-Di-Babak-Awal-‘All-England’,-Indonesia-Bertumpu-Pada-Pemain-Senior
Gugur-Di-Babak-Awal-‘All-England’,-Indonesia-Bertumpu-Pada-Pemain-Senior
Sony Dwi Kuncoro

Hariannusantara.com – Pada turnamen bergengsi tahunan ‘All England Super Series Premier’, tampaknya banyak wakil Indonesia yang berguguran. Dua wakil Indonesia disektor tunggal putra yakni Ihsan Maulana dan Anthony Ginting harus angkat koper pada ajang ini. Namun Indonesia masih menempatkan wakilnya di sektor tunggal putra, yakni Sony Dwi Kuncoro. Pemain senior Indonesia ini mendapatkan tiket ke babak selanjutnya setelah Son Wan Ho yang menjadi lawannya, memilih untuk WO akibat cedera yang didapatnya saat berlaga di ‘Djarum Super Championship’ beberapa waktu lalu.

Sony akan menghadapi pemain tunggal putra asal Taiwan, Chou Tien Chen, pada babak berikutnya. Chou Tien Chen maju kebabak selanjutnya setelah menumbangkan wakil Indonesia Anthony Ginting dalam 2 game langsung. Sony mengaku tidak memiliki persiapan khusus untuk menghadapi Chou. Menurutnya, fokus pada permainannya adalah salah satu kunci utama untuk menumbangkan lawannya.

Kabar kurang sedap juga datang dari sektor ganda campuran. Dua wakil Indonesia di sektor ganda campuran yaitu Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti dan Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika harus tersingkir pada babak awal. Kedua pasangan ini ditundukkan oleh pasangan dari Denmark dan Tiongkok. Namun senior mereka, Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir, melenggang dengan mudah setelah menaklukkan pasangan asal Taiwan Wang Chi Lin/Lee Chia Hsin dalam dua game langsung.

“Kami lebih fresh dan bergairah untuk tampil di All England kali ini,” kata  Tontowi, dikutip dari badmintonindonesia.org.

“Penampilan perdana kami hari ini cukup baik. Walaupun lawan bukan pemain unggulan. Tapi kami harus tetap fokus dan tidak boleh lengah,” ucap Liliyana.

Loading...

Tontowi/Lilyana dengan mudah memenangkan pertandingan dengan skor 21-8,21-18 dalam durasi 25 menit. Keduanya mengaku tidak terbebani apapun sehingga mereka bisa lebih fokus pada saat dilapangan. Namun mereka juga tidak mau menyepelekan kekuatan lawan, mereka tetap menjaga performa permainan mereka supaya pertahanan mereka tidak kendur.

“Kalau lengah, bisa seperti tadi di game kedua, yang hampir lewat. Persaingan di lapangan sudah lebih merata, semua lawan perlu diwaspadai,” tandas Lilyana.