Hariannusantara.com – Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud diagendakan datang ke Indonesia pada tanggal 1 Maret 2017 mendatang. Raja Salman beserta 1500 rombongan akan tinggal di Indonesia mulai 1-9 Maret 2017. Kedatangan Raja Arab tentunya memiliki tujuan khusus untuk hubungan Indonesia dan Arab Saudi. Hal tersebut tampaknya diamini oleh Anggota Komisi I DPR, Sukamta.
Sukamta menyebutkan bahwa kunjungan Raja Salman memiliki 3 tujuan utama. Yang pertama tentunya kedatangan pemimpin Arab Saudi ini guna mempererat dan meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi. Diharapkan dengan peningkatan hubungan bilateral kedua Negara ini akan berdampak pada peningkatan investasi dan perdagangan.
“Pertama, tentu saja dengan kunjungan Raja Salman ini harus mampu mendorong hubungan yang lebih erat antara Indonesia dengan Arab Saudi. Dengan peningkatan hubungan bilateral ini diharapkan memiliki dampak peningkatan volume perdagangan dan investasi,” ucap Sukamta dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/2/2017).
Kemudian pada pertemuan 1 Maret 2017 di Istana Bogor nanti juga akan membahas mengenai investasi yang diberikan Raja Arab ke Indonesia. Investasi sebesar Rp 300 triliun diharapkan akan membawa dampak baik bagi perekonomian Indonesia. Kemudian, dalam pertemuan kenegaraan tersebut, masalah terkait Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan penambahan jumlah kuota hajiĀ juga tidak luput dari pembahasan.
“Penguatan hubungan bilateral ini juga bisa dimanfaatkan Indonesia untuk mengusulkan solusi perlindungan TKI di Arab Saudi,” ucap Sukamta.
Pertemuan yang akan dilaksanakan di Bogor nanti juga akan membahas masalah krusial yakni konflik yang terus terjadi di Negara-Negara Islam. Yang berdampak pada meningkatnya gerakan-gerakan kelompok radikal. Sukamta menilai Indonesia dan Arab Saudi dapat memaikan peran strategis untuk meredam konflik-konflik yang terjadi. Keduanya dinilai mampu memerankan peran strategis karena Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas berpenduduk muslim sedang Arab Saudi merupakan Negara Muslim yang dihormati oleh Negara-Negara Islam
“Pembicaraan soal ini akan sangat terkait dengan isu terorisme yang katanya akan dibahas oleh kedua negara. Selama konflik terus berjalan, akan menyuburkan tumbuhnya kelompok radikal seperti ISIS. Maka resolusi konflik perlu diwujudkan dan saya optimistis kedua negara dapat memainkan peran ini dengan baik,” tuturnya.