Hariannusantar.com – Nadia Mulya, putri dari terpidana kasus dugaan korupsi dana talangan (bailout) Bank Century Budi Mulya, kembali mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kedatangannya untuk menagih janji KPK yang belum juga mengembangkan kasus Bank Century ke pelaku lainnya hingga saat ini.
“Ada beberapa berkas yang mau disampaikan. Sekaligus ya mungkin aku kesini sebagai pengingat aja bahwa memang kasus ini belum ada kemajuan, karena sampai dengan sekarang bapak saya sudah dipenjara hampir 5 tahun,” katanya, Rabu (19/9/2018).
Menurut Nadia, pemberitaan media asing Asia Sentinel yang menuding Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalang di balik pencucian uang pembayaran pajak dan bailout Bank Century ini menjadi sindiran bagi KPK. Ia menilai, seharusnya pemberitaan asing tersebut mendorong KPK untuk kembali mengungkap kasus Century yang sempat heboh beberapa tahun lalu. Ia memandang, pemberitaan Asia Sentinel seharusnya menjadi momentum agar mengingatkan KPK segera menuntaskan kasus ini mengingat sampai sekarang belum juga ada hasil.
“Menurut saya juga sebagai sebuah lembaga negara yang besar sampai-sampai ini mendapatkan dari pemberitaan dari media asing yang juga meragukan sendiri kemampuan KPK untuk menuntaskan kasus ini menurut saya sih buat tendangan yang cukup telak ya ke KPK,” tegasnya.
Baca juga:
– Kebijakan Bank Sentral AS Berdampak Pada Melemahnya Ekonomi dan Mata Uang Negara Berkembang Asia
– Pemerintah Buka Jalur Khusus Jadi PNS Tanpa Tes CPNS
Lalu terkait dengan pemberitaan Asia Sentinel yang meyebut SBY sebagai dalang kasus century, Nadya tak mau ambil pusing. Dikatakannya, terpenting harus menganut asas praduga tak bersalah. Sebelumnya, Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) juga kembali mengajukan gugatan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kelanjutan penanganan kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) pada Bank Century dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.
Similar Posts:
- Amien Rais Sesumbar Bakal Ungkap Fakta Terkait Kasus Korupsi
- Kebijakan Bank Sentral AS Berdampak Pada Melemahnya Ekonomi dan Mata Uang Negara Berkembang Asia
- Bank Indonesia Luncurkan Ulang Emas Logam 850.000
- Sudah Lama Bergulir, Kasus Korupsi E-KTP Tak Kunjung Berakhir
- CURHAT BOEDIONO DALAM SUKA DUKA BERKARIR
- Bupati Cirebon Resmi Jadi Tersangka Kasus Jual Beli Jabatan
- KPK Mensinyalir Adanya Tindak Korupsi Di Kedubes RI Malaysia
- Patrialis Akbar Tersandung Kasus Dugaan Suap Pada OTT KPK
- Leonardo DiCaprio Terseret Kasus Korupsi Yang Melibabatkan Anak Perdana Mentri Malaysia
- Rugikan Negara 2 Miliyar, Pelaku Kasus Korupsi e-KTP Lebih Dari 2 Orang
- Bank Indonesia Teliti Keaslian Uang Yang Digandakan Dimas Kanjeng
- Model Fenny Steffy Burase Kembali Diperiksa KPK
- Diduga Korupsi, Emirsyah Satar Mengelak
- Kena OTT Bantuan Gempa Lombok, Anggota DPRD Golkar Pantas Dapat Hukuman Mati!
- KPK Berkolaborasi Dengan Kejaksaan Gali Keterlibatan La Nyalla Dalam Kasus Alkes
- Amien Rais Kunjungi KPK, Laporkan Tito Karnavian?
- AKIBAT KONDISI KURANG SEHAT, KALIGIS MEMINTA PENUNDAAN SIDANG PERDANA
- Samadikun Baru Ganti Kerugian Negara Sebesar 21 Miliar Rupiah
- Masyarakat Minta Presiden Korea Selatan Mundur Atas Kasus Nepotisme Yang Menimpanya
- TKI ‘Pahlawan Devisa’ di Arab Kirim Devisa 24 Miliar Rupiah
- Tersandung Kasus Dugaan Korupsi, Sylviana Murni Memilih Fokus Kampanye
- Jelang Asian Games 2018, GrabPay Kembali Aktif Di Indonesia
- Korupsi Berjamaah, 41 Dari 45 Anggota DPRD Kota Malang Ditetapkan Sebagai Tersangka!
- Kasus PLTU Riau-1 Berdampak Pada Elektabilitas Golkar
- Mehub Himbau Operasional Garuda Tak Terganggu Kasus Korupsi
- Beredar Isu Suap, Elektabilitas Rano Karno Menurun
- Dicekal Ke Luar Negeri Akibat Kasus Ujaran Kebencian, Ahmad Dhani Alami Kerugian
- Tak Mampu Bersihkan Praktik Kotor di Lembaga Pemasyarakatan, Menteri Hukum Dan HAM Diminta Mundur
- KPK Putuskan Status Taufik Kurniawan
- Deddy Mizwar Tanggapi Kasus OTT Suap Meikarta