Ingin Tau Perjuangan Buruh Di Dunia? Yuk Kunjungi 5 Museum Ini!

Museum-of-Work-and-Culture-(Rhode-Island,-Amerika-Serikat)
Museum-of-Work-and-Culture-(Rhode-Island,-Amerika-Serikat)
Museum of Work and Culture (Rhode Island, Amerika Serikat)

Hariannusantara.comMay Day atau Hari Buruh Internasional yang tepat diperingati pada 1 Mei menjadi salah satu hari spesial bagi banyak orang di dunia. Pada hari tersebut, masyarakat diingatkan dengan perjuangan para pekerja yang terpinggirkan. Bahkan beberapa Negara di dunia memiliki museum khusus untuk mengenang usaha para buruh tersebut dalam memperjuangkan hak-haknya. Dilansir KompasTravel, Rabu (2/5/2018), berikut lima museum untuk mengenang buruh di dunia:

  1. Thai Labour Museum (Bangkok, Thailand)

Pertama kali dibuka pada tahun 1993, museum ini menempati gedung polisi kereta api. Dalam museum tersebut, terdapat enam buah ruangan yang masing-masing akan menceritakan perjalanan para buruh di Thailand untuk mendapatkan hak-haknya. Tragedi buruh di Negara ini, seperti kebakaran 10 Mei 1993 yang telah merenggut 188 nyawa pekerja perempuan dan juga anak-anak juga turut diceritakan di museum tersebut. Selain itu, proses terbentuknya serikat buruh dan tuntutan atas pekerja anak-anak juga diceritakan di Bangkok Labour Museum tersebut. Jika ingin mengunjungi museum ini, bisa langsung menuju Ratchathewei Road Rd, sebelah stasiun kereta Makkasan. Untuk biaya masuk karena museum ini menerapkan sistem sukarela.

  1. Museum of Work and Culture (Rhode Island, Amerika Serikat)

Saat berkunjung ke museum ini, pengunjung akan diceritakan tentang kehidupan para buruh tekstil yang datang ke Amerika Serikat. Para buruh tersebut sebagian besar berasal dari Kanada, Belgia dan juga Rusia. Di dalam museum, pengunjung juga bisa melihat diorama kehidupan para pekerja baik saat berada di pabrik tekstil ataupun saat berada di luar pekerjaan. Selain itu, terbentuknya serikat buruh tekstil juga turut diceritakan di museum tersebut. harga tiket masuk ke museum yang berada di 42 South Main St. in Woonsocket ini yaitu sebesar 8 dollar AS atau sekitar 90 ribu rupiah.

  1. People’s History Museum (Manchester, Inggris)

Awalnya museum ini bernama National Museum of Labour History. Namun sekitar tahun 2001-2002, museum ini berganti nama menjadi People’s History Museum. Museum ini pertama kali dibuat oleh aktivis buruh sekitar tahun 1960-an. Museum yang beralamatkan di New Ct St, Spinningfields, Manchester ini menceritakan kehidupan para buruh di Inggris, baik kehidupan sehari-harinya hingga tragedi seperti terbentuknya serikat buruh di abad ke-19. Jika ingin berkunjung ke museum ini, pengunjung tak akan mengeluarkan uang, karena memang pihak museum tak memungut biaya masuk.

  1. The Finnish Labour Museum Wertas (Tampere, Finlandia)

Museum yang berada di kota Tampere, Finlandia ini menceritakan sejarah era industrial seperti isu sosial, budaya hingga politik para buruh. Museum yang ada di Wertas, Väinö Linnan aukio 8, Finlandia tak memungut biaya masuk atau gratis.

Loading...
  1. The Labour Museum (Oslo, Norwegia)

Salah satu bagian dari Oslo City Museum ini memamerkan beberapa koleksi buruh di Oslo, Norwegia. Museum yang satu ini terbilang cukup unik karena letaknya yang berada di tengah pemukiman para buruh. Sehingga saat berkunjung ke museum tersebut, pengunjung juga bisa melihat bangunan pabrik tua, tempat tinggal para buruh, kolam renang umum yang masih bertahan sesuai kondisi lama serta sekolah yang digunakan oleh para buruh menimba ilmu. Museum yang juga tak menerapkan biaya tiket masuk ini berada di Sagveien 28, Oslo, Norwegia.

Buruh boleh dikatakan sebagai pekerjakasar. Namun buruh sejatinya juga pekerja yang selain mempunyai kewajiban tentu juga mempunyai hak yang harus mereka terima. Perlakuan terhadap buruh di masa lalu yang tidak manusiawi membuat beberapa tempat mengabadikan sejarah buruh, contohnya seperti museum-museum di atas.