Hal Ini Diduga Jadi Alasan Nilai Tukar Rupiah Mudah Dipermainkan

Hal Ini Diduga Jadi Alasan Nilai Tukar Rupiah Mudah Dipermainkan

Hal Ini Diduga Jadi Alasan Nilai Tukar Rupiah Mudah Dipermainkan

Hariannusantara.comNilai tukar rupiah tembus di atas Rp 15.000 per dollar Amerika Serikat (AS). Memburuknya nilai tukar rupiah terhadap dollar tersebut disebabkan lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Menurut anggota Komisi XI DPR, Eva Kusuma Sundari, bangsa Indonesia masih menjadi negara konsumen terbesar di dunia.

“Indonesia yang sejak dulu kita kenal sebagai negara agraria, tetapi justru menjadi negara terbesar dalam impor komoditas agrarianya,” katanya dalam diskusi dielaktika demokrasi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (6/9/2018).

Dari kondisi riil di atas, Eva mengatakan hal itu bisa menjadi ukuran rentannya stabilitas rupiah terhadap dollar karena memang produk impor selalu menggunakan dollar sebagai alat utama nilai transaksinya. Politisi PDI Perjuangan ini mengungkapkan mental sebagai bangsa konsumen merupakan hasil provokasi negara-negara liberal dengan IMF nya.

Dulu, kata Eva, IMF selalu menggaungkan nada provokasi ‘buat apa menanam produk pertanian sendiri, kalau ternyata harga pangan impor jauh lebih murah’. Di bidang lain seperti sumbar daya alam dan energi juga demikian. Bangsa asing telah berhasil menjadikan mental bangsa Indonesia menjadi bangsa yang minim inovasi. Akibatnya, ekspor barang-barang mentah di bidang SDA dan energi selalu barang mentah.

Loading...

Baca juga:
– TKI ‘Pahlawan Devisa’ di Arab Kirim Devisa 24 Miliar Rupiah
– Dolar Meroket, Prabowo – Sandi Diminta Terus Serang Jokowi

“Karena itu, jangan heran negara asing selalu minta ekspor barang mentah. Karena dengan barang mentah, yang dalam kontraknya hanya emas, padahal kalau diolah lagi bisa menjadi bermacam-macam. Ya..ada nikelnya, ada uraniumnya. Jadi negara asing dapat nilai ekspor banyak dengan nilai kontrak murah. Kondisi inilah yang ingin diubah oleh Presiden Jokowi,” ujarnya.