Hariannusantara.com – Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar kembali tejadi. Setelah bertahan di kisaran angka Rp 14.900 hingga Selasa (11/9/2018), rupiah terus tertekan dan menembus angka Rp 15.125,70 per USD pada siang ini, Rabu (12/9/2018). Mirisnya kondisi tersebut terlihat dalam kolom google. Hingga pukul 11.00 WIB, nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar menjadi yang paling terendah dalam 15 tahun belakangan.
Dalam periode yang sama, kurs rupaiah terhadap dolar pada era awal masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 18 September 2004 hanya sebesar Rp 9.038 per USD, selisih tipis pada akhir masa kepemimpinan, yakni Rp 9.700 per USD pada tanggal 27 September 2009. Selama masa kepemimpinan SBY, grafik kurs rupiah terhadap dolar berkisar Rp 9.000-Rp 10.000 per USD.
Torehan rupiah terendah terjadi dipenghujung kepemimpinan SBY, yakni sebesar Rp 12.105 pada tangggal 18 Oktober 2014 atau dua hari jelang pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia. Beragam tanggapan pun mengisi lini masa media sosial. Masyarakat mengaku resah atas kondisi tersebut, beberapa lainnya nyinyir tentang keterangan pemerintah yang menyebut lemahnya rupiah justru menguntungkan Indonesia.
Baca juga:
– Tarif Barang-Barang Impor Ini Bakal Mengalami Kenaikan
– Dolar Meroket, Prabowo – Sandi Diminta Terus Serang Jokowi
Sementara itu, Jokowi dan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrastuti tengah melakukan pertemuan dalam World Economic Forum on ASEAN di Hanoi, Vietman. Sri Mulyani pun menyebut pertemuan tersebut sebagai langkah awal kerjasama dalam menghadapi tekanan Revolusi Industri 4.0. Pada kesempatan tersebut turut hadir, Co-chair World Economic Forum on ASEAN, antara lain Anne-Birgitte Albrectsen, Chief Executive Officer, Plan International (United Kingdom), Kang Kyung-Wha Menteri Luar Negeri Republic of Korea, dan Nazir Razak.