Hariannusantara.com – China dan Rusia dikabarkan tengah melakukan pengintaian terhadap Donald Trump melalui iPhone miliknya. Hal tersebut diungkapkan oleh pakar keamanan iPhone Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Menurut Intelijen Amerika Serikat, dua negara tersebut memang sering memata-matai setiap panggilan yang dilakukan Trump melalui iPhone pribadi miliknya, termasuk saat Trump membahas dan berkeluh kesah perihal kebijakan-kebijakannya.
Menurut penuturan agen mata-mata AS, informasi tentang dua negara yang erap mendengarkan panggilan telepon Trump secara diam-diam tersebut didapat dari pegawai internal yang ada dalam pemerintahan asing dan mencegat komunikasi antara pejabat asing.
Dilansir dari 9toMac, Jumat (26/10/2018), mereka juga menambahkan jika China sudah memiliki daftar orang yang sering berhubungan dengan Presiden via telepon. Daftar orang tersebut akan digunakan China untuk mempengaruhi Presiden Trump, khususnya dalam isu perang dagang antara China dan Amerika serta mencegahnya masuk dalam eskalasi konflik.
Selain itu, mereka juga mengatakan jika China memanfaatkan penyadapan tersebut untuk mempelajari cara berpikir Trump, kecenderungan argumen agar bisa menggoyahan Trump serta mengetahui pendapat siapa saja yang cenderung akan didengarkan oleh Trump. Sedangkan bagi Rusia, ia mengatakan jika eksplorasi memata-matai Trump tak seambisius yang dilakukan oleh China. Arena seperti yang diketahui, hubungan bilateral dua negara ini sudah agak membaik.
Sebenarnya, kejadian semacam ini bukan kali pertama dicurigai oleh para pakar keamanan iPhone Trump. Sekitar awal tahun 2018, diketahui jika Trump menggunakan dua iPhone yang salah satunya ia gunakan untuk mengakses Twitter. iPhone tersebut bisa dengan mudah dikoneksikan dengan menggunakan sambungan WiFi.
Baca juga:
– Beberkan Penyebab Kematian Jamal Khashoggi, Trump Tuduh Arab Saudi Berbohong
– Trump Pastikan Sanksi Berat Jika Dugaan Khashoggi Dibunuh Benar Terjadi
Akan tetapi menurut informasi yang berasal dari mantan pegawai internal, sekarang Trump menggunakan tiga unit iPhone. Dua diantaranya dikabarkan sudah dimodifikasi oleh Agen Keamanan Nasional AS (NSA) dengan membatasi beberapa fitur saja. Sedangkan satu lainnya, sama dengan iPhone yang digunakan orang kebanyakan.