Hariannusantara.com – Mendekati masa pemilihan Presiden, Pilpres Amerika nampaknya semakin panas. Pasalnya setelah adanya kehebohan mengenai pernyataan Donald Trump yang melecehkan seorang wanita, kini muncul berita baru dari negara Komunis Korea Utara dalam Pilpres Amerika Serikat.
Kabarnya Rezim Kim Jong Un akan memimpin Korea Utara akan menggempur Amerika Serikat dengan rudal nuklir saat Pemilihan Presiden Amerika berlangsung pada bulan November mendatang. Bahkan kabarnya Amerika Serikat 19 Oktober mendatang akan menemui Korea Selatan untuk melakukan kerjasama sekaligus menentukan tindakan terhadap Korea Utara yang telah melakukan uji coba nuklir sebanyak lima kali.
Kekhawatiran mengenai serangan Korea Utara saat Pilpres Amerika disebutkan oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah kelompok think tank top yang berbasis di AS. Kekhawatiran akan serangan Korea Utara muncul sejak Pyongyang menuduh Washington sudah “melintasi garis merah” dan mengancam mengirim rudal ke wilayah AS.
Kabar penyerangan tersebut semakin berhembus kencang karena diketahui aktivitas di situs rudal nuklir Korea Utara meningkat terlihat dari citra satelit.
“Pola ini menunjukkan provokasi dini satu bulan sebelum pemilihan presiden AS pada minggu pertama Oktober atau selama masa transisi bagi pemerintahan AS berikutnya (yang dimulai pada bulan Desember),” Ujar perwakilan CSIS
Kekhawatiran akan serangan Korea Utara ini bukan tidak berdasar, pasalnya Kim Jong un (Pimpinan Negara Korea Utara) telah bersumpah akan menghancurkan Washington ke titik kehancuran terakhir. Kemarahan Korea Utara ini dipicu oleh angkatan udara Amerika Serikat yang bermanuver dengan pesawat pengebom B-2 di wilayah udara Korea Selatan yangd ekat dengan pangkalan militar Korea Utara.
Menanggapi pertemuan khusus dengan Amerika Serikat, Juru Bicara kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Cho June-hyuck, menyebut pertemuan itu sebagai dialog “dua-plus-dua”. Dalam pertemuan tersebut pihak Korea Selatan akan diwakili oleh, Yun Byung-se, Menteri Pertahanan Korea Selatan, Han Min-koo dan rekan-rekannya dari AS; John Kerry dan Ashton Carter.
Lebih lanjut Cho berharap bahwa pertemuan tersebut dapat menghasilkan sebuah kesepakatan dari berbagai hal dan adanya sanksi terhadap Korea Utara.
”Di bawah keadaan genting, di mana ancaman nuklir dan rudal Korut meningkat secara kualitatif, termasuk uji coba nuklir kelima. Pertemuan ini diharapkan dapat mencakup berbagai hal mengenai Korut, termasuk sanksi dan bentuk tekanan diplomatik lainnya terhadap Korut,” ujar Cho, seperti dikutip Korea JoongAng Daily.
Baca juga
Korea Utara Lakukan Uji Coba Nuklir, Korea Selatan Ancam Hilangkan Pyongyang Dari Peta
Donald Trump Akhirnya Buka Suara Terkait Pelecehan Terhadap Seorang Wanita
Donald Trump Tegaskan Tak Akan Mundur Meski Rekaman Vulgarnya Beredar
Similar Posts:
- Trump dan PM Jepang Sepakat Minta Kim Jong Un Sudahi Program Balistik
- Presiden Baru Korea Selatan Berencana Jalin Hubungan Baik Kembali Dengan Korea Utara
- Donal Trump Geram Korsel Tak Mau Biayai Sistem Rudal THAAD Di Semenanjung Korea
- Korea Utara Jadi Negara Dengan Pemerintahan Terburuk di Dunia
- PERUNDINGAN DI PERBATASAN SEMENANJUNG KOREA AKHIRNYA MENCAPAI KATA SEPAKAT
- Janji ‘Denuklirisasi Nuklir’ Korea Utara Tak Akan Berdampak Besar Bagi Korea Selatan?
- Trump dianggap Tidak Amerika, Wakil Presiden AS Kampanye untuk Hillary Clinton
- Song Joong Ki Mendadak Didepak Sebagai Bintang Iklan Ini, Benarkah Gara-gara Konflik Dua Negara?
- Bawa Pulang 8 Medali Emas, Atlet Angkat Besi Korut Dapat Bonus Rumah Dan Mobil
- Barack Obama Himbau Warga Amerika Serikat Untuk Cerdas Dalam Memilih Presiden
- Rancangan Resolusi PBB Ditolak, Rusia Siap Perang
- Masyarakat Minta Presiden Korea Selatan Mundur Atas Kasus Nepotisme Yang Menimpanya
- Di Temui Megawati, Jokowi Bahas Ekonomi dan Permasalahan Kabut Asap
- Ribuan Masa Lakukan Demo dan Protes Atas Skandal Nepotisme Presiden Korea Selatan
- Barack Obama Kompak Gunakan Kemeja Putih tanpa Dasi Sama dengan Presiden Jokowi
- Donald Trump Bangun Tembok Pembatas Amerika-Mexico Sepanjang 2000 Mil
- Demo Amerika Anggap Keputusan Trump Cederai Hak-Hak Muslim
- Donald Trump Disebut Ngefans BTS, Ini Kebenaran Beritanya
- Roket Hujani Wilayahnya, Israel Tuduh Iran Dan Suriah
- Presiden Jokowi Disambut Obama Saat Hadiri KTT ASEAN – AS di California
- Keputusan Trump Batasi Imigran Menuai Kecaman Dari Banyak Pihak
- Korea Selatan Pertimbangkan Bebas Wajib Militer Bagi Atlet Peraih Emas
- PBB Sebut Serangan ke Idlib Bencana Kemanusiaan Terburuk Abad 21
- Akhir Oktober, Masyarakat Diminta Waspada Peningkatan Curah Hujan
- Serangan Gas Kimia di Idlib Suriah Menewaskan Puluhan Warga Sipil
- Putra Mahkota Saudi Pancing Khashoggi Pulang dan Ditahan
- Tersandung Masalah Penyalahgunaan Kekuasaan, Presiden Korea Selatan Resmi Diberhentikan
- Usai Kebijakan Sebelumnya Dibekukan, Trump Susun Kebijakan Imigrasi Baru
- Uni Eropa dan Amerika Kompak Tuding Bashar Al-Assad Jadi Dalang Serangan Kimia di Suriah
- CL 2NE1 Akan Gelar Konser Solo Amerika Jelang Debut Hollywood