Hariannusantara.com – Korban topan Mangkhut di Filiphina bertambah menjadi 25 orang. Kebanyakannya korban tewas karena longsor di daerah pegunungan. Sebelumnya, disebutkan korban tewas karena angin kencang disertai dengan hujan lebat menyebabkan 12 orang tewas. Hal itu diungkapkan oleh Penasihat Presiden Filiphina Francis Tolentino yang mengatakan korban tewas tersebut kebanyakan berasal di Provinsi Nueva Vizcaya yang memiliki banyak irigasi dan sejarah panjang dengan tanah longsor.
Tapi korban badai dan angin topan terbesar sepanjang tahun 2018 ini terus bertambah. Dua puluh orang meninggal di daerah Cordillera, pulau utama Kepulauan Luzon. Empat korban tewas lainnya berada di Provinsi Nueva Vizcaya. Tolentino mengatakan korban lainnya karena tertimpa pohon jatuh di Provinsi Ilocos Sur. Kematian 20 orang di Cordillera juga dikonfirmasi oleh petugas keamanan sipil setempat Emmanuel Salamat. Salamat mengatakan polisi sudah melaporkan ada 20 orang korban tewas di sana.
“Laporan dari area lain di sebelah utara Luzon yang terhantam badai ini masih terus diikuti,” kata Tolentino, Minggu (16/9/2018).
Baca juga:
– Badai Mangkhut Diprediksi Bakal Landa Hongkong, Warga Bersiap Dievakuasi!
– Waspada! Ini Daerah Rawan Gempa di Indonesia
Topan Mangkhut ini diprediksi mengarah ke Hong Kong dan Cina. Menteri Pertahanan Hong Kong John Lee Ka-chiu mengatakan negaranya sudah mempersiapkan situasi terburuk dalam menghadapi topan Mangkhut ini. Cina pun sudah mengevakuasi 51 ribu orang di Provinsi Fujian. Para warga yang kebanyakan nelayan sudah kembali ke rumah mereka. Ada sekitar 11 ribu kapal nelayan yang kembali ke pelabuhan pada Sabtu (15/9) kemarin. Mereka pun segera mengikuti himbauan pemerintah Cina untuk mengungsi.