Gerakan #2019GantiPresiden Dianggap Sebagai Makar Berkedok Demokrasi

Gerakan #2019GantiPresiden Dianggap Sebagai Makar Berkedok Demokrasi

Gerakan #2019GantiPresiden Dianggap Sebagai Makar Berkedok Demokrasi

Hariannusantara.com – Setelah namanya dicatut sebagai salah satu tokoh dari unsur ulama untuk mendukung gerakan #2019GantiPresiden, akhirnya K.H. Ahmad Muwafiq atau yang akrab disapa Gus Muwafiq angkat bicara. Dalam video yang diunggah akun youtube Islam NUsantara ASwaja, beliau mengatakan bahwa dirinya tidak terlibat dalam gerakan #2019GantiPresiden.

Namanya dicatut oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan mengarah pada tindakan kriminal. Mengenai adanya gerakan #2019GantiPresiden, Kiai asal Jogjakarta ini menjelaskan bahwa gerakan tersebut bermaksud mengganti sistem pemerintahan yang berlaku saat ini. Sebagai bagian dari state (negara), presiden merupakan simbol dari government (pemerintahan). Sehingga ganti presiden bisa ditafsirkan sebagai ganti sistem pemerintahan, seperti khilafah, perdana menteri, kaisar atau raja.

Sebagai perbandingan di masa berakhirnya orde baru, yang dituntut adalah ganti Soeharto, bukan ganti presiden. Begitu pun dengan “turunkan Sukarno”, bukan “ganti presiden”. Untuk itu, Gus Muwafiq menyatakan bahwa gerakan #2019GantiPresiden adalah gerakan makar. Sebab presiden merupakan sebuah sistem pemerintahan. Siapa pun yang terpilih pada Pilpres 2019 dan seterusnya tetap disebut presiden.

Baca juga:
– Ahmad Dhani Geram Gerakan #2019GantiPresiden Disebut Mau Ganti Pancasila
– Dianggap Melanggar Aspirasi, Ketua DPR Setuju Deklarasi #2019GantiPresiden Dibubarkan

Loading...

Jika sebagai Panglima Angkatan Bersenjata, Gus Muwafiq mengatakan akan menangkap kelompok yang menginginkan ganti presiden. Sebab demokrasi hanya mengatur pemilihan presiden. Gerakan #2019GantiPresiden ini memang digerakkan oleh sejumlah tokoh diantaranya yang paling menjadi sorotan adalah Neno Warisman dan juga Ahmad Dhani yang kerap mendapat perlawanan di berbagai daerah.