Hariannusantara.com – Serangan kimia yang terjadi di kawasan Idlib, Suriah telah menewaskan sedikitnya puluhan orang termasuk wanita dan anak-anak. Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump mengutuk serangan gas kimia tersebut. Dalam kasus ini, Trump menyalahkan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad. Menurut Trump serangan senjata kimia ini sangatlah tidak manusiawi dan harusnya menjadi perhatian dunia. Salah seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS berpendapat bahwa pendukung rezim Assad jelas mengetahui dalang dibalik serangan kimia pada Selasa (4/4/2017).
“Ini telah melawati banyak garis. Jika Anda membunuh anak, bayi tak berdosa, dengan gas kimia maka ini telah melewati garis merah,” ujar Trump kepada wartawan, kemarin (5/4/2017).
“Ini merupakan tindakan kejam yang dilakukan rezim Assad dan tak bisa ditoleransi,” ujarnya.
Selain Presiden Trump, Uni Eropa juga terang-terangan menuduh Presiden Suriah Bashar Al-Assad mendalangi aksi serangan gas kimia yang menyerang warga sipil di Idlib Suriah. PBB melalui Staffan de Mistura mengatakan bahwa PBB segera mengadakan sidang terkait serangan kimia yang yang memakan banyak korban.
“Berita hari ini mengerikan. Ini sebuah pengingat yang dramatis bahwa situasi di lapangan masih terus dramatis di banyak bagian di Suriah. Jelas tangung jawab utama berasal dari rezim karena tanggung jawab utamanya adalah melindungi rakyatnya,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini.
“Ini mengerikan dan kami meminta, saya yakin akan ada pertemuan Dewan Keamanan menyangkut hal ini,” kata Staffan de Mistura seperti dikutip Reuters.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, sangat mengutuk kejadian yang sangat biadab tersebut. Cavusoglu menyebutkan jika serangan tersbut merupakan kejahatan kemanusiaan. Selain itu, Cavusoglu mengatakan jika dengan ada serangan yang diyakini dilancarkan oleh jet-jet tempur tersebut telah mencederai proses perdamaian yang sedang berlangsung di Kazakhstan.
Similar Posts:
- Serangan Gas Kimia di Idlib Suriah Menewaskan Puluhan Warga Sipil
- Roket Hujani Wilayahnya, Israel Tuduh Iran Dan Suriah
- Keputusan Trump Batasi Imigran Menuai Kecaman Dari Banyak Pihak
- Trump Pastikan Sanksi Berat Jika Dugaan Khashoggi Dibunuh Benar Terjadi
- Presiden Amerika Donald Trump Gunakan Ponsel Samsung dengan Menu Terbatas
- Donald Trump Bangun Tembok Pembatas Amerika-Mexico Sepanjang 2000 Mil
- “Lawati Garis Merah”Kim Jong Un Akan Rudal Washington Saat Pilpres Amerika Serikat
- Amerika Serikat Bicarakan Zona Aman Dengan Arab Saudi
- Usai Kebijakan Sebelumnya Dibekukan, Trump Susun Kebijakan Imigrasi Baru
- PBB Sebut Serangan ke Idlib Bencana Kemanusiaan Terburuk Abad 21
- Trump dianggap Tidak Amerika, Wakil Presiden AS Kampanye untuk Hillary Clinton
- Demo Amerika Anggap Keputusan Trump Cederai Hak-Hak Muslim
- Donald Trump Tegaskan Tak Akan Mundur Meski Rekaman Vulgarnya Beredar
- Trump Peringatkan Google, Facebook, dan Twitter
- Bergantung Ke Bantuan Kemanusiaan, Masa Depan Anak-Anak di Suriah Suram
- Ini Cara Kerja Gas Beracun yang Disinyalir Digunakan Dalam Serangan Suriah
- Trump dan PM Jepang Sepakat Minta Kim Jong Un Sudahi Program Balistik
- Donald Trump Kritik Media Tanpa Nama yang Buat Berita Hoax
- Donald Trump Akhirnya Buka Suara Terkait Pelecehan Terhadap Seorang Wanita
- Ingin Lindungi Sekutu, AS Minta Bukti Rekaman Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi?
- Lama Bungkam, Ini Komentar Perdana Putra Mahkota Saudi Tentang Kematian Khashoggi
- Donald Trump Disebut Ngefans BTS, Ini Kebenaran Beritanya
- Ivanka Trump Bantah Akan Isi Posisi Dubes AS Di PBB
- Putra Mahkota Saudi Pancing Khashoggi Pulang dan Ditahan
- Korban Perang, Tidak Ada Harapan Bagi Anak-Anak di Suriah
- Donald Trump Menang Pilpres AS, Sejumlah Tokoh Ingin Pindah Negara Hingga Modali Calfornia Buat Negara Sendiri
- Barack Obama Himbau Warga Amerika Serikat Untuk Cerdas Dalam Memilih Presiden
- Jokowi Harapkan Investigasi Kaus Jamal Khashoggi Bisa Transparan
- China dan Rusia Diduga Sadap iPhone Donald Trump
- Makin Tegas, AS Seakan Siap Berperang Lawan 3 Negara Ini!