Terlalu Nafsu Menyerang, Jerit Tim Jerman Harus Takhluk Lawan Korea Selatan

Terlalu-Nafsu-Menyerang,-Jerit-Tim-Jerman-Harus-Takhluk-Lawan-Korea-Selatan

Terlalu-Nafsu-Menyerang,-Jerit-Tim-Jerman-Harus-Takhluk-Lawan-Korea-Selatan

Hariannusantara.com – Mats Hummels, pemain lini belakang Jerman ini mengatakan jika robohnya struktur permainan Jerman diakibatkan oleh nafsu menyerang berlebihan yang ditunjukkan oleh timnya.  Akibatnya, juara Piala Dunia 2014 tersebut harus rela dipukul mundur saat laga pamungkas Grup F lawan Korea Selatan.

Jerman meneruskan kutukan juara piala dunia yang sudah pernah diramalkan sebelumnya, yaitu mengakhiri langkah di Piala Dunia 2018 saat laga penyisihan grup. Dalam laga hidup dan mati yang berlangsung di Kazan Arena, Rabu (27/6/2018) waktu setempat tersebut, Tim Panser harus kalah dengan skor 0-2 lawan Korsel.

Selama pertandingan berlangsung, Jerman sebenarnya selalu berhasil mengancam gawang Korsel, namun sayangnya mereka tak bisa menembus pertahanan kokoh dari pasukan Shin Tae Yong tersebut. Karena terlalu ambisius menyerang, Jerman pun akhirnya harus rela kecolongan pada menit-menit terakhir melalui tembakan apik Kim Young Gwon dan Son Heung Min.

Atas kejadian tersebut, salah satu pemain belakang Jerman akhirnya angkat bicara. Mats Hummels menilai jika timnya memang terlalu bernafsu untuk menyerang sejak pertengahan babak kedua berlangsung. Akibatnya, lini belakang menjadi kosong.

Loading...

“Kami terlalu bernafsu setelah menit ke-65, meninggalkan posisi kami, keteteran menghadapi serangan balik dan struktur permainan kami roboh,” ucap Hummels.

“Jika saya berhasil mencetak gol pada menit ke-86, kami semua akan senang. Namun, ini adalah malam yang sangat pahit untuk kami,” ujarnya.

Tepat tiga menit sebelum waktu normal berakhir, Hummels sebenarnya hampir membuka keunggulan Jerman. Namun sayang, bola tersebut masih membentur mistar gawang. Hummels kemudian juga mengatakan jika perkembangan permainan dari Korsel, terutama di bagian lini belakang sebagai salah satu faktor penghambat Jerman untuk mengulangi kesuksesan mereka empat tahun yang lalu.

“Tim yang lebih kecil telah belajar banyak cara untuk bertahan. Kami terus menyerang, tetapi gagal mencetak gol dan justru kebobolan kala menghadapi Meksiko. Gol Korea Selatan juga seperti itu. Kami telah mengantongi beberapa persoalan yang harus kami pecahkan. Kami bermain bagus terakhir kali terjadi pada musim gugur 2017,” kata bek Bayern Muenchen tersebut.