Pulau Sambori ‘Raja Ampat’ Tersembunyi dari Sulawesi Tengah

Pulau Sambori 'Raja Ampat' Tersembunyi dari Sulawesi Tengah

Pulau Sambori 'Raja Ampat' Tersembunyi dari Sulawesi Tengah

Hariannusantara.comPulau Sambori tampaknya masih terdengar asing bagi khalayak ramai. Gugusan pulau yang terdapat di Provinsi Sulawesi Tengah ini disebut-sebut sebagai ‘Raja Ampat’-nya Sulawesi. Kawasan pulau yang terletak di Kabupaten Morowali itu masih perawan dan belum terjamah wisatawan asing. Keasrian Pulau Sambori membuat Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kelestariannya.

Pasalnya, menurut Gubernur Longki kawasan Pulau Sambori merupakan salah satu destinasi wisata masa depan yang akan menyedot banyak wisatawan mancanegara. Gubernur Longki Djanggola yang didampingi penjabat Bupati Morowali Bartolomeus Tandigala dan Kepala Biro Humas dan Protokol Muhammad Haris meminta Pemda Morowali dan semua instansi terkait di tingkat kabupaten dan provinsi untuk bersinergi mengembangkan destinasi ini serta mempromosikan dan menjualnya ke mancanegara.

Pulau Sambori bisa dijangkau dengan menumpang pesawat terbang selama satu jam dari Bandara Mutiara Palu ke Bandara Maleo, Morowali, kemudian menumpang mobil ke Bungku, Ibu Kota Kabupaten Morowali selama setengah jam untuk kemudian menumpang kapal cepat (speedboat) selama sekitar dua jam ke Pulau Sombori. Kepada masyarakat diminta menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan serta meninggalkan eksploitasi hasil laut dengan cara-cara tidak ramah lingkungan yang merusak ekosistem laut.

Baca juga:
– Bosan Ke Raja Ampat? Kunjungi 2 Danau Tersembunyi di Papua Barat Ini!
– Tempat Berikut Jadi Alternatif Wisata Raja Ampat Versi Murah, Di Malang Juga Ada Lho!

Loading...

Gubernur Sulteng juga mengikuti aksi peduli lingkungan dan ekosistem laut bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Sambori Diving Club (SDC) Kabupaten Morowali) berupa aksi bersih pantai dan transplantasi terumbu karang. Kunjungan gubernur ke destinasi wisata laut unggulan Sulteng ini disambut meriah warga setempat yang umumnya nelayan.