Mengenal Sangtra, Kopi Asal Pegunungan Latimojong Sulawesi Selatan

Mengenal-Sangtra,-Kopi-Asal-Pegunungan-Latimojong-Sulawesi-Selatan

Mengenal-Sangtra,-Kopi-Asal-Pegunungan-Latimojong-Sulawesi-Selatan

Hariannusantara.comKabupaten Luwu merupakan salah satu wilayah yang ada di Sulawesi Selatan. Daerah ini memiliki bentang alam yang beragam, dari laut hingga pegunungan. Di dataran tinggi hingga pegunungan, berbagai jenis tumbuhan tumbuh subur, misalnya kopi, baik robusta atau arabika. Kopi di Kabupaten Luwu ini tumbur dengan suburnya di daerah Pegunungan Latimojong, terutama di wilayah Kecamatan Latimojong dan Kecamatan Bastem.

Sahirudin, salah satu pengusaha kopi bahkan mengatakan jika olahan kopi lokal lebih diminati dibandingkan dengan kopi yang didatangkan dari luar. Kopi lokal disini lebih mudah dipromosikan serta citarasanya dinilai lebih khas. Sahirudin sendiri mengolah kopinya dengan cara tradisional. Ia mengelola usaha kopinya di Jalan Topoka, Kecamatan Belopa.

“Produk kopi olahan saya diberi nama Kopi Sangtra (Sangrai Tradisional) kopi khas Latimojong. Kopi ini dikemas dalam bentuk bubuk yang diambil dari biji kopi arabika pilihan,” ujar Sahirudin.

Kopi Sangtra dikemas dalam dua ukuran, pertama ukuran 185 gr yang dihargai Rp 20 ribu, dan ukuran 1000 gr yang dibanderol dengan harga Rp 100 ribu. Selain itu, Sangtra yang terbuat dari biji kopi berwarna merah juga menjadi produk andalan lain. Biji-biji kopi ini dipetik kemudian dicuci dan difermentasi.

Loading...

“Selain itu ada juga biji siap giling harganya Rp 100 ribu per kilogram, dan untuk biji kopi hijau per kilogram dibanderol Rp 80 ribu,” jelasnya.

“Untuk kopi Sangtra long ferment washed kopi bubuk per kilogram dibanderol Rp 340 ribu,” ungkap Sahirudin.

Menurut penuturan Sahirudin, kopi yang tumbuh di pegunungan Latimojong memiliki kelebihan karena mendapatkan sinar matahari yang cukup serta hawa laut.

Baca juga:
– Kelewat Enak, Kuliner Malam di Surabaya Ini Tak Pernah Sepi Pembeli
– Asli Menggoda! Berburu Kuliner Bebek di Madura

“Kopi yang tumbuh di pegunungan Latimojong Luwu cita rasanya lebih khas karena masih mendapat hawa air laut dan kadar asamnya rendah, sehingga penikmat kopi belum puas rasanya jika belum menikmati kopi asal Luwu,” pungkasnya.