Hariannusantara.com – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencari keberadaan kotak hitam milik pesawat Lion Air JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang. Ketua KNTK Soerjanto mengatakan, mesin pencari kotak hitam sudah diberangkat ke Muara Baru untuk memulai pencarian. Ia mengatakan, kotak hitam pesawat terbang saat ini sudah disertai dengan perangkat Underwater Locator Beacon (ULB). ULB berfungsi untuk memberikan sinyal untuk memudahkan pencarian oleh KNKT.
Soerjanto menjelaskan, ULB secara otomatis akan memancarkan sinyal dan mentranskip rekam pesawat ketika tenggelam di dalam air. Sinyal dipancarkan melalui gelombang udara. Mesin pencari akan dibawa oleh penyelam hingga kedalaman 10 meter. Hal itu untuk memudahkan pencarian agar titik kotak hitam yang ditangkap melalui sinyal ULB lebih akurat. Berdasarkan laporan dari Basarnas, pesawat tenggelam hingga kedalaman antara 30-40 meter di permukaan laut. Sinyal ULB, kata dia, bisa bertahan hingga 30 hari.
“Kita harapkan black box bisa ditemukan segera sebab pesawat itu juga masih baru. Kita ingin membuka black box sesegera mungkin agar kita tahu apa penyebabnya. ULB tadi sudah memberikan sinyal suara dengan frekuensi 39 KHz. Mesin pencari sudah kita berangkatkan ke Muara Baru,” kata Soerjanto, Senin (29/10/2018) pagi.
Baca juga:
– Wiranto Bahas Perkembangan Jet Tempur Dan Pesawat Sukhoi
– Erick Thohir Berharap Jokowi-Ma’ruf Tak Bernasib Sama Dengan Mike Tyson
Namun, mengingat pesawat yang tenggelam merupakan jenis Boeing 737-800 MAX keluaran terbaru, ULB kemungkinan bisa bertahan dan memberikan sinyal hingga jangka waktu dua bulan. Pihaknya berharap, sembari mencari keberadaan kotak hitam, tim evakuasi juga bisa menemukan kerangka inti pesawat Lion Air JT 610.