Tanggap Bencana, Barak Pengungsi Segera Dibangun Di Palu, Donggala, dan Sigi

Tanggap-Bencana,-Barak-Pengungsi-Segera-Dibangun-Di-Palu,-Donggala,-dan-Sigi

Tanggap-Bencana,-Barak-Pengungsi-Segera-Dibangun-Di-Palu,-Donggala,-dan-Sigi

Hariannusantara.comSebagai bentuk upaya penanggulangan dampak gempa dan tsunami yang menimpa Sulawesi Tengah, pemerintah akan segera membangun hunian sementara atau barak pengungsi untuk para korban gempa dan tsunami di Palu, Sigin dan Donggala. Longki Djanggola selaku Gubernur Sulawesi Tengah mengatakan jika saat ini pihak pemerintah tengah menentukan lokasi pembangunan yang tepat.

“Sementara kami cek lokasinya, Palu mau dibangun di mana, Sigi dan Donggala dibangun di mana. Nanti kami lihat lokasinya,” ujar Longki di Palu, Senin (8/10/2018).

Longki juga mengatakan jika pembangunan barak pengungsian tersebut dilakukan agar para pengungsi dapat segera dipindahkan ke barak pengungsian. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat penanganan pasca gempa sehingga tak ada lagi pengungsi yang berada di tenda-tenda pengungsian.

“Kami buat hunian sementara dulu. Setelah itu, baru melangkah ke pembangunan rumah pengganti. Itu mungkin satu tipe dan dibuatkan ketentuannya,” kata Longki.

Loading...

Sementara itu, Bunga Elim Somba selaku Asisten II Sekretariat Provinsi Sulawesi Tengah mengatakan jika Senin (8/10/2018), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan melakukan survei lokasi yang layak untuk pembangunan barak pengungsi tersebut.

“Untuk korban Petobo kemungkinan dibangun di Ngata Baru (di atas Petobo), sementara di Balaroa kemungkinannya di Gawalise, Kelurahan Duyu,” sebutnya.

Petobo dan Balaroa sendiri merupakan dua kelurahan dengan dampak terparah pasca gempa bermagnitudo 7,4 pada Jumat (28/9/2018) lalu. Dua daerah ini mengalami pengangkatan tanah ke permukaan yang disertai dengan lumpur (likuefaksi). Selain dua tempat tersebut, masih ada Desa Jono Oge di kabupaten Sigi yang juga mengalami likuefaksi.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, terdapat 82 korban tewas di Balaroa dan 104 di Petobo. Sementara itu, di Balaroa terdapat bangunan rusak dan hilang sebanyak 1.045 unit di atas areal 47,8 hektar. Sedangkan di Petobo ada 2.050 bangunan rusak dan hilang di atas area seluas 180 hektar. Di Kabupaten Sigi, yaitu di Desa Jono Oge, ada 366 unit bangunan rusak di atas areal 202 hektar.

Elim melanjutkan bahwa tiga areal tersebut tidak layak dijadikan lokasi pemukiman sehingga seluruh warga yang masih ada di daerah tersebut harus segera direlokasi. Menurut Elim, para korban bencana tersebut akan ditampung di hunian sementara yang akan ibangun oleh pihak Kementrian PUPR. Satu barak pengungsian mampu menampung sekitar 10 kepala keluarga.

Perihal status lahan, Elim menjelaskan jika lahan yang akan dibangun bersifat pinjaman dari masyarakat atau lahan milik pemerintah sehingga masyarakat tak berhak menempati selamanya. Elim selanjutnya mengatakan jika proses pembangunan barak akan dilanjutkan dengan pembangunan pengganti hunian rumah permanen yang kemungkinan akan dibangun di atas hak guna usaha milik pemerintah Kota Palu.

Baca juga:
– Fakta Di Balik Puing-Puing Hotel Roa Roa Palu, Dari Kabar Para Atlet Paralayang Hingga Korban Selamat
– Bertambah Lagi, PMI Evakuasi 21 Jenazah Korban Gempa Dan Tsunami Palu

“Tapi ini prosesnya panjang. Kami bangun hunian sementara dulu,” pungkasnya.