Membandingkan Era ‘Jomblo’ Djarot Dan Anies Saat Pimpin Jakarta

Ahok - Djarot

Kemendikbud-Raih-Rangking-22-Anies-Baswedan-Ucapkan-Syukur

Hariannusantara.comSatu tahun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memimpin Jakarta, tapi harus rela ditinggal pasangannya Sandiaga Uno yang maju di Pilpres 2019. Mantan Wakil Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat kemudian mendoakan agar Anies cepat-cepat medapatkan pengganti Sandi. Anies kemudian enggan merespons banyak atas ucapan Djarot. Dia mengatakan, hingga saat ini belum ada nama pasti untuk siapa yang akan mendampinginya memimpin Jakarta.

“Selamat bekerja dan jangan lama-lama ‘jomblo’,” kata Djarot, Rabu (17/10).

Djarot dan Anies sama-sama harus memimpin Jakarta tanpa pendamping. Lalu apa saja yang terjadi selama Djarot dan Anies memimpin Jakarta seorang diri? Djarot Saiful Hidayat resmi dilantik sebagai Gubernur DKI pada 15 Juni 2017. Dalam masa kepemimpinannya, Djarot sempat melakukan blusukan di Monas. Pada kepemimpinan Djarot, Pemprov DKI juga melakukan pemantauan secara ketat bagi pendatang baru di Ibu Kota. Syarat pendatang yaitu harus jelas untuk apa kedatangannya di Jakarta.

Tidak hanya itu, pada era Djarot, Jakarta sempat diteror. Program lain yang dijalankan Djarot seorang diri yaitu ‘Program Bedah Rumah’. Saat itu, Djarot meminta agar masyarakat dapat mendukung program ini. Sedangkan setelah ditinggal Sandiaga Uno, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kemudian mengeluarkan Pergub tentang pemberian tunjangan tambahan untuk guru agama dan madrasah. Tunjangan itu diberikan sebesar Rp 1 juta.

Loading...

Baca juga:
– Menelisik Tim Di Balik Layar Pemenangan Prabowo-Sandiaga Untuk Pilpres 2019
– Kata Anies Baswedan Soal Denda Rp 186 Juta Pemprov DKI

Pada ajang Asian Games 2018, Anies juga melanjutkan event berskala internasional ini sebagai Gubernur DKI tanpa wagub. Ajang berakhir dengan sukses. Dalam dua bulan kepemimpinannya seorang diri, Anies harus menerima aksi vandalisme di kereta MRT yang tengah diselesaikan proyeknya. Aksi vandalisme ini kemudian terus diusut hingga ditemukan bahwa pelakunya merupakan seorang warga negara asing (WNA).