Penjelasan Lengkap Dan Contoh Teks Editorial

Teks editorial adalah artikel di dalam surat kabar yang memiliki keberpihakan terhadap suatu hal atau kejadian yang sedang berlangsung. Dalam arti lain, teks editorial merupakan opini di dalam surat kabar. Penulisan teks editorial ini harus melalui tahapan suara mayoritas dan di luluskan oleh pihak pimpinan dan editor dari surat kabar tersebut agar bisa terbit dalam media.

Teks editorial ini mudah di jumpai pada surat kabar atau kalau zaman sekarang di media online. Teks editorial memiliki nilai yang bersifat mempengaruhi, mengajak dan mendukung terhadap pihak-pihak tertentu dari sebuah isu yang sedang hangat di perbincangkan khalayak. Bisa di ibaratkan bahwa teks editorial merupakan seorang diplomat ulung yang sedang menyampaikan gagasan dan argumentasinya.

Tujuan Teks Editorial

Secara garis besar, teks editorial memiliki tujuan untuk menbentuk masyarakat dengan pemikiran yang kritis. Karena masyrakat di suguhkan dengan bacaan mengenai isu-isu yang sedang terjadi dan teks editorial akan memancing para pembaca dari sudut pandang yang kritis dan lugas. Karena itulah teks editorial ini mampu membangun masyarakat menjadi orang yang memiliki pemikiran kritis dan mampu memahami isu-isu terbaru.

Loading...

Jenis Dan Contoh Teks Editorial

Ada berbagai macam teks editorial yang beredar di surat kabar atau media online. Pada artikel kali ini kami akan mengulas secara detial berbagai macam contoh teks editorial agar kamu bisa semakin memahami apa itu dan seperti apa itu teks editorial. Berikut ini adalah beberapa contoh teks editorial berdasarkan niat dari orang yang menuliskan opini dalam artikelnya. Simak ulasan artikel tentang teks editorial yang lengkap di bawah ini.

1. Contoh Teks Editorial Penjelasan

Contoh teks editorial pertama yang akan kami sajikan pada artikel ini adalah teks editorial penjelasan. Teks editorial penjelasan ini merupakan teks editorial yang umum dan banyak digunakan. Terlebih ketika membahas mengenai hal-hal atau isu yang sensitif dan kontroversi. Teks editorial penjelasan mengangkat isu tersebut dan menyuguhkan opini dengan harapan pembaca menerima argumen dari penulis artikel tersebut. Berikut akan kami buatkan contoh teks editorial penjelasan pada artikel yang ada di bawah ini.

Pembukaan

Komedi merupakan suatu hal yang mampu membuat orang tertawa. Lumrahnya, dalam pandangan masyarakat umum komedi harus membawakan hal-hal yang remeh temeh dan konyol. Akan tetapi, esensi komedi sendiri tak hanya sekedar ruang untuk ketawa-ketiwi semata. Komedi juga merupakan ruang untuk meluapkan gagasan mengenai keresahan pribadi, kritik sosial dan hal-hal lain semacamnya. Namun, ketika komedi membawakan isu-isu yang sensitif, tentu sebagian masyarakat kita tidak sepenuhnya bisa menerima. Masyarakat akan rentan untuk tersinggung bilamana seorang komedian membawakan bahan lelucon berupa hal-hal sensitif semisal agama.

Argumen 1: pendapat

Banyak terjadi kasus tentang komedian yang di jerat dengan persekusi lantaran dianggap menistakan agama. Seperti halnya kasus yang menimpa stand up komedian bernama Uus, Ge Pamungkas atau duo musuh masyarakat yaitu Tretan Muslim dan Coki Pardede. Sebenarnya mungkin yang di maksud para komedian tersebut bukan menghina agama dengan menjadikannya bahan lelucon. Bukan agamanya pula yang lucu sehingga di tertawakan bersama-sama. Melainkan umat pemeluk agama tersebut yang memiliki tingkah lucu dan terkadang memang bikin jengkel. Karena itu mereka para komedian mengangkat isu tersebut dalam materi lawakannya.

Argumen 2: pendapat

Mungkin mereka tidak akan di persekusi bilamana tidak membawakan materi tersebut di ruang publik yang mudah di akses oleh semua golongan semisal di youtube dan semacamnya. Jika para komedian hanya melawak di off air yang aman dari rekaman ponsel, tentu mereka tidak akan di anggap menista. Tapi yang menjadi kegelisahan hari ini adalah ketika semua hal-hal dalam komedi menyinggung orang, tentu bisa saja terjadi di masa depan tertawa akan di larang. Sekarang jangankan hal-hal sensitif seperti agama yang sudah pasti membuat tersinggung dan marah bila di becandain, hal-hal kecil seperti kasus Pandji terkait bit stand up tentang kucing pun ia di persekusi. Atau bit stand up Barry wiliam yang merosting komunitas Musang. Ini tanda bahwa komedi akan susah mencari materi lawakan yang ‘aman’.

Kesimpulan

Membicarakan ketersingungan dan komedi tidak akan ada habisnya. Komedian akan sulit mencari materi yang aman dan tidak menyinggung. Wong terkadang ketika sudah sangat berhati-hati dalam menulis materi yang tidak menyinggung, akan tetap ada saja yang tersinggung. Sebenarnya, ketersinggungan itu kita yang ambil bukan kita yang menerima. Kamu mempunyai pilihan sendiri apakah kamu akan tersinggung atau tidak.

2. Contoh Teks Editorial Kritik

Jenis teks editorial berikutnya yang akan kami sajikan pada artikel kali ini adalah teks editorial kritik. Teks editorial kritik ini berisi sebuah kritikan terhadap fenomena atau isu yang terjadi masyarakat. Tak hanya sekedar kritik, teks editorial kritik ini bila perlu memberikan solusinya sekalian. Solusi yang di tulis dalam teks editorial kritik ini bukan di tujukan kepada pembaca, namun sebagai output atas kritik yang di sampaikan dalam teks editorial tersebut. Berikut ini adalah contoh teks editorial kritik yang kami buatkan agar kamu bisa lebih memahami tentang teks editorial kritik. Simak ulasan contoh yang ada di bawah ini.

Pembukaan

Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK dinilai kehilangan tajinya ketika melakukan operasi tangkap tangan terhadap politisi partai demokrasi Indonesia perjuangan atau PDIP, Harun Masiku. Pasalnya, penangkapan tersebut di halang-halangi dengan berbagai macam prosedur yang tidak masuk akal. Hingga saat ini, kasus tersebut belum tuntas karena banyak hal ganjil yang membuat banyak rakyat geram. Rabu lalu, Partai PDIP menggelar acara konferensi pers yang di agendakan untuk pembentukan tim hukum dalam kasus dugaan suap dari Harun Masiku. Acara tersebut turut di hadiri oleh Yasonna Laoly yang notabene merupakan mentri aktif.

Argumen 1: Pendapat

Kehadiran Yasonna Laoly tersebut langsung memancing kritik dari para pengamat politik. Peneliti dan pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yaitu Arya Fernandes menilai bahwa kehadiran Yasonna yang merupakan menteri aktif dalam struktur jabatan partai justru akan menimbulkan berbagai konflik. Terlebih pak Yasonna sendiri di daulat sebagai bidang Hukum PDIP beserta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia di dalam partai tersebut. Menurut Arya, presiden seharusnya membuat kebijakan khusus agar para menterinya bisa bekerja secara profesional. Serupa dengan Arya, salah satu anggota Ombudsman RI yaitu Adrianus Meliala juga mengkhawatirkan sikap Yasonna yang di nilai mal kepentingan dan tidak profesional.

Argumen 2: Fakta

Bapak Yasonna sendiri sudah mengklarifikasi bahwa kehadirannya dalam acara tersebut tidak sebagai menteri melainkan sebagai kader PDIP. Ia juga mengklaim bahwa dirinya tidak masuk dalam tim hukum serta tidak akan melakukan intervensi terhadap kasus yang sedang di selesaikan oleh KPK. Namun tentu publik atau rakyat tidak bodoh. Rakyat masih ingat betul bahwa undang-undang KPK terbaru yang terbukti melemahkan KPK dulu di inisiasi oleh dirinya. Undang-undang tersebut terbukti melemahkan KPK dalam kasus suap Harun Masiku tersebut.

Argumen 3: Fakta

Kasus Harun Masiku ini bermula dari operasi tangkap tangan KPK kepada Komisioner KPU Wahyu Setiawan pada tanggal 8 Januari 2020 lalu. Selain komisioner KPU, KPK juga menetapkak tiga tersangka lain yaitu Agustiani Tio Fridelina Sitorus, Saeful Bahri, dan Harun Masiku. Harun Masiku di duga menyuap Wahyu agar dirinya bisa melenggang ke kursi legislatif menggantikan kader PDIP yang meninggal dunia yaitu Nazarudin Kiemas. Harun Masiku Menyuap Wahyu dengan dana 600 juta rupiah.

Argumen 4: Sindiran

Melihat kasus ini yang sedari awal saja sudah aneh, tentu publik semakin yakin jika pak presiden tidak segera mengeluarkan Perpu, maka KPK akan lemah dan korupsi bakal tumbuh berbunga-bunga. Itu kan cita-cita para pejabat yang ngehe. Iya kan?

Kesimpulan

Saran terbaik untuk KPK adalah tetap bergerak dan melakukan penyelidikan pada kasus ini. Tapi percuma juga sih ya. Kan itu pemenang pemilu. Punya kuasa lebih dan tentu sulit sekali bagi KPK untuk maju. Ayo pak Jokowi, terbikan perpu KPK. Katanya mau memberantas korupsi. Gimana sih anda!

Manfaat Teks Editorial

Ada dua manfaat dari teks editorial. Yang pertama adalah manfaat langsung dan yang lain adalah manfaat tidak langsung. Manfaat langsung dari teks editorial ini adalah ketika teks tersebut di muat ke media baik itu cetak maupun online, maka teks tersebut bisa menjadi oase pengetahuan dan informasi kepada pembaca. Selain itu, teks editorial ini akan merangsang para pembaca untuk berfikir secara kritis dalam menyikapi berbagai isu yang di hadirkan dalam teks editorial tersebut.

Sedangkan manfaat tidak langsung dari teks editorial adalah teks tersebut akan dapat membuat para pembacanya tidak hanya sekedar berfikir. Namun para pembaca juga akan bergerak langsung dan mengaplikasikan apa yang mereka baca. Tentu manfaat tidak langsung ini tidak secara otomatis akan membuat pembaca tergerak begitu membaca kalimat pertama. Ada tahapan-tahapan lain yang menjadikan seorang pembaca tergerak di dunia nyata dalam menyikapi permasalahan tersebut. Contohnya mungkin seperti pada aksi masa besar ketika demo penolakan RUU KUHP tahun kemarin.

Fungsi Teks Editorial

Teks editorial masuk dalam kategori opini yang terbit dalam surat kabar. Biasanya teks editorial di tulis oleh tim redaksi dari surat kabar tersebut atau bisa jadi di tulis oleh para penulis lepas. Karena bersifat opini jadi semua orang punya hak sama untuk menuliskan pendapatnya dalam teks editorial tersebut. Namun, tidak semua penulis lepas yang mengirimkan tulisan teks editorial bakalan terbit di surat kabar tersebut. Hanya yang memiliki kualitas dan kuantitas terbaiklah yang akan di terbitkan oleh surat kabar tersebut. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari teks editorial.

  1. Fungsi pertama dari teks editorial adalah sebagai ruang pemberitahuan atau pemberitaan kepada masyrakat mengenai suatu hal kejadian yang sedang terjadi.
  2. Memberi sudut pandang terhadap kasus yang sedang di ulas dalam teks editorial tersebut sehingga pembaca bisa menimbang akan berada di pihak mana ketika menyikapi sebuah isu atau kasus yang sedang terjadi.
  3. Memberikan analisa terhadap suatu kasus atau isu tersebut menegenai sebab atau akibat yang akan di timbulkan dari kasus tersebut.
  4. Memberikan penilaian moral serta merangsang pemikiran kritis kepada pembaca setelah membaca berita atau teks editorial tersebut.

Ciri-Ciri Teks Editorial

Teks editorial memiliki ciri-ciri atau karakteristik sendiri yang bisa membuat teks tersebut berbeda dengan teks lain. Berikut ini adalah ciri-ciri khusus dari sebuah teks editorial. Simak ulasan artikel yang ada di bawah ini.

  1. Teks editorial memiliki struktur atau susuan yang serupa dengan jenis teks lain yaitu di awali dengan pembukaan atau mengenalkan isu, kemudian di lanjutkan dengan pemaparan argumentasi dan di akhiri dengan kesimpulan dari isu yang di bahas dalam teks editorial tersebut.
  2. Dalam teks editorial, pembahasan isu harus secara objektif dan logis agar tidak memihak karena berdasarkan perasaan semata.
  3. Urutan waktu yang tersusun dalam sebuah teks editorial haruslah sistematis dan jelas sehingga akan membuat para pembaca paham kronologi kejadian dari isu atau kasus tersebut yang di bahas dalam teks editorial.
  4. Pendapat atau argumentasi yang di tulis dalam teks editorial tersebut berlawanan dengan arah berita yang menjadi fakta. Biasanya berupa kritikan atau sindiran terhadap kasus yang sedang di ulas dalam artikel tersebut.
  5. Opini atau pendapat dari penulis harus berdasarkan data yang jelas dan tidak di perkenankan menulis opini hanya berdasar atas perasaan suka atau tidak suka terhadap personal dalam kasus yang di jabarkan di artikel atau berita tersebut.
  6. Memberikan solusi jika memang di perlukan setelah tegas dalam mengkritik kasus yang di bahas dalam teks editorial tersebut.
  7. Kesimpulan dari teks editorial tersebut di tulis dengan jelas dan lugas sehingga pembaca akan dapat dengan mudah memahami secara keseluruhan dari paparan argumentasi yang di hidangkan dalam teks editorial tersebut.
  8. Tulisan dalam teks editorial harus menggunakan kalimat yang singkat dan jelas dan tidak bertele-tele agar pembaca tidak bosan ketika membaca teks editorial tersebut.

Struktur Teks Editorial

Teks editorial secara umum memiliki struktur yang hampir serupa dengan teks eksposisi. Hal ini di karenakan kedua jenis teks tersebut memiliki isi tentang artikel berita yang membahas suatu hal atau kejadian. Adapun struktur dari teks editorial tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

1. Tesis Pernyataan Pendapat

Struktur penyusun sebuah teks editorial yang pertama adalah tesis yang merupakan pernyataan sebuah pendapat. Dalam teks editorial, struktur ini di tulis pada bagian awal teks sebagai pembuka atau pengenalan kasus yang di bahas dalam teks editorial tersebut. Pada bagian ini penulis juga memberikan arah sudut pandang kepada pembaca mengenai kasus atau isu yang sedang di bahas.

Bagian ini memiliki tujuan agar pembaca memahami alur yang penulis inginkan dalam teks editorial tersebut. Secara perlahan-lahan juga penulis memaparkan argumentasinya yang akan di perkuat pada bagian argumentasi nanti.

2. Argumentasi

Struktur penyusun berikutnya dalam sebuah teks editorial adalah argumentasi. Bisa di bilang bahwa bagian argumentasi di dalam teks editorial merupakan nyawa dari teks editorial tersebut. Penulis akan secara tegas menuliskan opinya entah itu berupa kritikan atau sindiran dan hal-hal semacamnya yang tentu akan berlawan dari arah pemberitaan dalam teks editorial tersebut. Dengan adanya argumentasi dalam teks editorial, maka teks tersebut akan terasa memiliki nyawa dan hidup.

3. Kesimpulan

Struktur berikutnya yang menyusun sebuah teks editorial adalah bagian kesimpulan. Pada bagian kesimpulan ini penulis akanĀ  membuat ikhtisar atau ringkasan mengenai hal-hal yang sudah di paparkan argumentasi dan penjelasan dalam artikel teks editorial tersebut.

Hal Perlu Diperhatikan Dalam Menulis Contoh Teks Editorial

Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam menulis teks editorial. Beberapa hal atau poin ini dimaksudkan agar teks editorial memiliki ciri tersendiri dan terkesan memiliki keunikan dibanding dengan jenis teks lain. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam menulis teks editorial. Simak ulasan artikel yang ada di bawah ini.

  1. Dalam memilih topik ada baiknya di pilih berita atau kasus yang sedang ramai di perbincangan oleh banyak orang agar teks editorial tersebut membuat rasa penasaran dan tertarik untuk di baca.
  2. Riset sangat di perlukan ketika akan menulis teks editorial. Hal ini agar teks tersebut bisa valid dan di pertanggung jawabkan secara data dan fakta sesuai dengan realita yang ada.
  3. Pada teks editorial, hal-hal seperti isu dan pendapat di tulis dengan kalimat yang jelas dan dapat dengan mudah di pahami oleh para pembaca. Boleh saja kamu menulis teks editorial dengan bahasa sarkas atau satire. Namun jika menulis dengan bahasa semacam itu bisa jadi para pembaca malah menangkap hal lain yang sebenarnya tidak ingin kamu maksudkan seperti itu.
  4. Teks editorial yang di tulis harus berasal dari sudut pandang yang objektif dan tidak berdasarkan dengan perasaan senang atau tidak senang dari penulis teks tersebut. Karena dalam menulis teks editorial di haruskan sebagai seorang jurnalis menulis berita. Harus berdasar fakta dan data serta tidak secara subjektif menilai suatu fenomena atau isu yang ada.
  5. Dalam menulis teks editorial yang harus pertama dilakukan adalah memperdalam pengetahuan mengenai topik pembahasan dalam teks tersebut. Karena data dan fakta yang di sampaikan dalam teks tersebut harus benar dan tidak boleh asal-asalan. Setelah kamu menulis fakta dengan mendalam, baru kamu sampaikan opini atau pendapat atau argumentasi yang kamu buat secara objektif.
  6. Kamu bisa menyanggah pendapat yang bertentangan dari sumber lain berdasarkan fakta yang telah kamu dalami tadi. Jika dirasa perlu, kamu bisa menambahkan opini atau pendapat dari para ahli agar bisa menjawab pendapat yang bertentangan tersebut. Yang perlu di garis bawahi adalah ketika kamu menyanggah pendapat yang bertentangan kamu tidak boleh secara personal menjatuhkan orang tersebut. Yang kamu lawan adalah pendapatnya, bukan orangnya.
  7. Ketika teks atau sumber yang lain menyanggah pendapat mu dengan data dan fakta yang benar dan valid juga, maka yang harus kamu lakukan adalah berbesar hati menerima pendapat mereka. Kamu tidak perlu ngotot dan memaksakan pendapatmu. Kamu harus bersikap rasional ketika menulis teks editorial tersebut.
  8. Kalimat kunci dalam teks editorial yang telah kamu buat bisa kamu ulangi beberapa kali agar semakin mempertegas dan membuat pembaca semakin yakin dengan ulasan teks editorial yang kamu buat.
  9. Ketika kamu membuat teks editorial, kamu tidak hanya memberikan kritik semata. Kamu juga harus menyertakan saran atau solusi di dalam teks editorial tersebut. Berikan solusi atau saran yang realistis sehingga pembaca dapat menerima saran yang kamu sajikan dalam teks editorial tersebut.
  10. Kamu juga harus mengarahkan pembaca agar memberikan reaksi yang proaktif terhadap topik pemberitaan dari kasus atau isu yang sedang kamu bahas dalam artikel teks editorial tersebut.
  11. Pada bagian kesimpulan dari teks editorial tersebut kamu rangkum secara keseluruhan dari hipotesis permasalahan yang sudah kamu bahas.
  12. Panjang artikel teks editorial di harapkan tidak melebihi 500 kata. Karena ketika teks editorial terlalu panjang akan membuat para pembaca malas dan tidak melanjutkan membaca sampai tuntas.

Nah itulah beberapa hal penting yang harus kamu perhatikan ketika membuat sebuah teks editorial.

Tata Bahasa Dalam Teks Editorial

Dalam penulisan teks editorial terdapat tata bahasa atau kaidah bahasa yang harus kamu sertakan ketika menulis teks editorial tersebut. Kaidah atau tata bahasa ini bersifat wajib dan tidak boleh tidak kamu sertakan dalam teks editorial. Adapun beberapa kaidah atau tata bahasa teks editorial tersebut antara lain adalah sebagai berikut. Simak ulasan artikel yang ada di bawah ini.

1. Adverbia

Hal atau kaidah bahasa pertama dalam menulis teks editorial adalah Adverbia. Adverbia ini memiliki tujuan agar pembaca yakin total ketika membaca teks editorial yang kamu tulis tersebut. Dalam teks editorial kamu perlu menggunakan adverbial frekuentatif atau penegasan kalimat dengan menggunakan kata keterangan. Kata-kata yang termasuk dalam adverbial frekuentatif antara lain adalah biasanya, sebagian besar, kadang-kadang, terkadang, seringkali, waktu, jarang, selalu dan lain sebagainya.

2. Konjungsi

Kaidah berikutnya yang wajib kamu sertakan dalam menulis teks editorial adalah konjungsi. Konjungsi merupakan kata penghubung antar kalimat. Kamu memahami atau tidak apa itu konjungsi, terkadang kamu sudah menerapkan konjungsi tersebut tanpa kamu sadari. Beberapa kata yang masuk dalam ketegori konjungsi yang sering digunakan dalam penulisan teks editorial antara lain adalah oleh sebab itu, karena, bahkan dan lain sebagainya.

3. Verba Material

Kaidah atau tata bahasa berikutnya yang wajib melekat pada sebuah teks editorial adalah verba material. Verba material memiliki arti sebagai kata atau kalimat kerja yang menunjukan kejadian fisik atau menjelaskan tentang suatu peristiwa yang sedang terjadi. Dengan menyertakan verba material, maka teks editorial tersebut akan menunjukan bahwa yang di tulis dalam tulisan tersebut adalah fakta atau kejadian yang nyata dan sedang ramai di perbincangkan.

4. Verba Rasional

Kaidah atau tata bahasa berikutnya dalam menulis teks editorial adalah verba rasional. Verba Rasional merupakan sebuah kata kerja yang memiliki hubungan intensitas dan juga hubungan milik. Dalam artian di sebuah teks editorial antara pengertian A terdapat hubungan intensitas dengan pengertian B dan juga di dalam teks editorial terdapat hubungan milik antara pengertian A dengan pengertian B.

5. Verba Mental

Kaidah atau tata bahasa berikutnya yang harus di sertakan dalam menulis teks editorial adalah verba mental. Verba mental ini merupakan kata kerja yang menjelaskan tentang persepsi, afeksi dan juga kognisi. Persepsi adalah kata semisal merasa dan juga melihat. Sedangkan afeksi adalah kata semacam suka atau juga khawatir dan semacamnya. Sementara itu, kognisi adalah kata semisal berfikir, mengerti dan lain sebagainya. Ciri-ciri dari kata verba mental adalah adanya hubungan atau partisipasi dari alat indera dengan adanya fenomena.