Hariannusantara.com – Salah satu mega proyek yang saat ini ada di daerah Jawa Barat adalah Meikarta. Mega proyek ini sendiri berada di bawah naungan bisnis Lippo Grup. Kini setelah nama Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin tersandung dengan kasus dugaan suap mega proyek ini. Nasib Meikarta dengan investasi yang diperkirakan mencapai Rp287 triliun dan jaringan bisnis Lippo tengah terancam.
Investor pun waswas kasus ini dapat mengganggu kinerja bisnis Lippo Group. Tak heran, hampir seluruh saham di bawah bendera konglomerat tersebut anjlok sejak kemarin. Sepanjang Selasa (16/10), saham PT Lippo Cikarang Tbk yang membawahi proyek Meikarta anjlok 13,36 persen. Bahkan, saham emiten berkode LPCK sepanjang tahun ini telah kehilangan nilainya hingga 69 persen dari semula Rp3.150 menjadi Rp1.200.
Hal yang sama juga dialami saham PT Lippo Karawaci Tbk yang Selasa (16/10) kemarin juga terseret turun 5,52 persen dan sudah anjlok 61,9 persen sepanjang tahun ini. Tak hanya perusahaan di sektor properti, saham anak usaha Lippo Group di bidang lainnya juga ikut terimbas oleh kasus tersebut. Sepanjang Selasa (16/10), saham PT Siloam International Hospitals Tbk menyusut 4,76 persen, saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) merosot hingga 2,37 persen, saham PT Lippo Securities Tbk (LPPS) melemah 4,04 persen.
Baca juga:
– Luhut Pandjaitan Komentari Dugaan Suap Meikarta
– Deddy Mizwar Tanggapi Kasus OTT Suap Meikarta
Bahkan, saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) anjlok hingga 31,6 persen ke level Rp765 dari semula Rp790. Namun, sepanjang tahun ini, saham MTLP masih menanjak 35,7 persen. Megaproyek Meikarta diluncurkan pada 13 Mei 2017. Pembangunan proyek hunian skala besar ini berada di bawah PT Mahkota Sentosa utama, anak usaha PT Lippo Cikarang Tbk. Lippo Cikarang merupakan cucu usaha dari PT Lippo Karawaci Tbk. Di sisi lain, Lippo Karawaci tak hanya memegang bisnis di sektor properti, tetapi juga memegang bisnis di bidang perhotelan, rumah sakit, mal, hingga perbankan dan manajemen aset.